GROBOGAN, Beritajateng.id – Hujan deras disertai angin kencang menerjang wilayah Kabupaten Grobogan. Akibatnya, puluhan rumah warga mengalami kerusakan, bahkan salah satu sekolah roboh.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Grobogan Endang Sulistyoningsih mengatakan, peristiwa ini terjadi sekitar pukul 16.00 WIB pada Minggu, 9 Oktober 2022. Hujan lebat disertai angin kencang terjadi di Dusun Kembangkuning RT 01/RW 04 Desa Sumberagung, Kecamatan Ngaringan, kemudian di Dusun Jono Krajan RT 01/RW 01 Desa Jono, Kecamatan Tawangharjo. Selain itu, angin kencang juga menerjang Kecamatan Toroh.
“Beberapa rumah mengalami rusak sedang hingga ringan di Dusun Kembangkuning RT 01/RW 04 Desa Sumberagung, Kecamatan Ngaringan. Angin juga menerjang wilayah Desa Jono mengakibatkan robohnya bangunan Kelas IV SDN 02 Jono dan beberapa rumah masyarakat berantakan,” ujar Edang pada Senin, 10 Oktober 2022.
Endang menjelaskan, di Dusun Kembangkuning, Desa Sumberagung, Kecamatan Ngaringan, 1 rumah milik Nyamen teras bagian depan hampir roboh akibat diterjang angin kencang. Kemudian, sekitar 10 rumah mengalami rusak ringan hingga sedang.
Sementara, di Desa Jono, Kecamatan Tawangharjo angin kencang mengakibatkan bangunan SDN 02 Jono roboh dan beberapa rumah masyarakat berantakan.
Baca Juga
KKKS Jayapura Papua Studi Banding ke Grobogan, Intip Keseruannya
Kasi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Grobogan Masrikan menambahkan, untuk Kecamatan Toroh terdapat 18 rumah warga Desa Pilangpayung bagian atapnya mengalami rusak ringan karena gentengnya berjatuhan dan atap dari bahan asbes juga ikut diterpa angin.
Angin kencang juga merobohkan pohon hingga menghalangi akses jalan di Desa Pilangpayung dan ada pohon yang tumbang menimpa bangunan bagian belakang SDN 6 Sindurejo.
Untuk itu, katanya, masyarakat patut waspada terhadap bencana angin kencang maupun bencana alam lainnya, sehingga dampaknya bisa diminimalkan. Apalagi, intensitas hujan mulai meningkat.
“Kami juga melakukan penyebaran informasi cuaca, situasi terkini, peringatan dini cuaca dari BMKG ke grup WhatsApp kebencanaan,” ujarnya.
Kepala Desa Jono Eka Winarna mengungkapkan tiga ruang kelas di SD 2 Jono yang roboh tersebut, selama ini tidak digunakan untuk kegiatan belajar mengajar, karena kondisi bangunan yang mulai rusak.
Sejak lima tahun lalu, kata dia, ruang kelas 1, 2 dan 3 yang ambruk itu tidak dipakai. Sedangkan siswanya dipindah ke ruang lain yang layak, karena banyak ruang lain yang masih bisa digunakan. (Lingkar Media Network | Koran Lingkar)