PATI, Beritajateng.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati mengimbau masyarakat untuk bersiap menghadapi puncak musim kemarau yang diprediksi terjadi pada Agustus 2025. Warga diminta untuk menghemat air dan meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi krisis air bersih.
Meskipun tahun 2025 BPBD Pati memprediksi tidak ada kemarau panjang, kewaspadaan tetap perlu ditingkatkan. Kepala Pelaksana Harian BPBD Pati, Martinus Budi Prasetya, memperkirakan bulan Agustus-September sebagai puncak musim kemarau.
“Ini yang harus diwaspadai oleh masyarakat itu bahwa tahun ini tidak akan ada musim kemarau yang panjang. Diperkirakan, nanti kita masuk musim kemarau ini adalah di bulan Agustus dan September. Dan nanti bulan Oktober kita sudah masuk kembali di musim penghujan,” ujarnya.
Martinus juga menaruh perhatian khusus pada petani yang masih menanam padi atau menanti panen. Ia khawatir pasokan air akan berkurang signifikan pada bulan Agustus.
“Masyarakat harus waspada itu terutama masyarakat dari kelompok petani. Artinya, di musim seperti ini mereka (seharusnya, red) sudah tidak lagi menanam padi, tapi diganti dengan tanaman lain seperti palawija,” kata Martinus.
“Dikhawatirkan ketika nanti padi sudah mulai besar dan bulir-bulir padinya mulai mengisi, ternyata sudah tidak ada turun hujan,” tambahnya.
Pihaknya menambahkan, akhir Juli ini sedang dalam masa peralihan musim. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk memangkas pohon yang rimbun dan lapuk guna mengantisipasi pohon tumbang akibat angin puting beliung.
Menurut Martinus, masyarakat tidak perlu cemas berlebihan. Mereka hanya perlu melakukan sejumlah persiapan untuk mengantisipasi dampak buruk dari musim peralihan maupun krisis air bersih.
Jurnalis: Lingkar Network
Editor: Utia Lil