KUDUS, Beritajateng.id – Peternakan sapi perah milik salah satu peternak di Kabupaten Kudus, ikut terdampak Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Dampaknya, produksi susu sapi mengalami penurunan hingga 15 persen. Hal itu diungkapkan langsung oleh Pemilik Peternakan Sapi Sumber Sehat, Zainal Abidin (50).
“Kalau sebelumnya itu sehari bisa produksi 200 liter, kini hanya bisa 170 liter per harinya. Satu liter susu sapi saya jual seharga Rp 20 ribu,” ucapnya.
Dia mengatakan, saat ini memiliki 19 ekor sapi betina yang sedang dalam masa laktasi atau menyusui. Setiap ekor sapi tersebut, kata Zainal, mampu menghasilkan 8 hingga 15 liter susu per hari.
Baca Juga
Zona Merah PMK, Kendal Butuh 20.000 Dosis Vaksin
Zainal menjelaskan, sapi perah yang sedang berada dalam masa produktif akan menghasilkan susu dalam waktu sekitar dua tahun. Setelah itu, sapi tersebut akan memasuki masa afkir.
“Biasanya sebelum masa afkir sapi saya tukar tambah. Tapi karena sedang ada wabah PMK, jadi tidak bisa saya lakukan,” katanya.
Hal ini pun membuat produksi susu sapi di peternakannya mengalami penurunan. Pasalnya, ada sejumlah sapi yang mengalami masa afkir dan tidak bisa di tukar tambah dengan sapi masa laktasi.
Ia menambahkan, tidak berani membeli sapi perah dari daerah lain di tengah wabah PMK. Padahal, pada masa normal, ia bisa melakukan tukar tambah sapi perah dari Boyolali dengan harga Rp 25 juta per ekor.
“Biasanya rutin setiap dua atau tiga bulan sekali melakukan tukar tambah sapi perah yang sudah afkir. Tapi sekarang belum berani dulu, masih menunggu keadaan normal kembali,” ungkapnya. (Lingkar Media Network | Koran Lingkar)