REMBANG, Beritajateng.id – Sebanyak 30 perwakilan buruh dari Serikat Pekerja Nasional (SPN), Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI), dan Serikat Pekerja Mandiri (SPM) menemui Bupati Rembang Harno untuk mengadukan sejumlah keluhan pada Rabu, 7 Mei 2025 di Kantor Bupati Rembang.
Dalam pertemuan itu, salah satu perwakilan Dwi Iis Setya Ningrum menyampaikan sejumlah tuntutan para buruh. Diantaranya yakni agar penerimaan karyawan dilakukan secara berimbang antara laki-laki dan perempuan dengan kuota 50:50. Selain itu, para buruh meminta agar dewan pengupahan rutin membahas Upah Minimum Kabupaten (UMK).
Dwi juga meminta upah yang layak untuk peningkatan kesejahteraan pekerja dan keluarga serta pembentukan dewan kesejahteraan, penghapusan outsourcing, dan pembentukan satuan tugas untuk menangani Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Selain Itu, para buruh mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang untuk meninjau regulasi yang merugikan mereka dan meminta agar Undang-Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (UU PPRT) segera disahkan.
“Tidak adanya peringatan hari buruh, may day, ketidakaktifan Lembaga Kerjasama (LKS) Tripartit, serta pentingnya menciptakan hubungan harmonis antara pemerintah, pengusaha, dan serikat pekerja,” lanjutnya.
Sementara itu, Bupati Rembang Harno menyambut baik seluruh aspirasi tersebut dan berjanji akan menampung serta membahasnya dengan pihak-pihak terkait.
Tak hanya itu, ia menginstruksikan Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja agar segera mengundang para pengusaha untuk duduk bersama dalam dialog membahas usulan dari serikat buruh di Rembang
“Dalam waktu dekat, tolong pengusaha Rembang, pabrik-pabrik tersebut dijadwalkan ketemu saya, secepatnya,” perintahnya kepada Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja.
Harno kembali menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, buruh, dan pengusaha untuk menciptakan lingkungan kerja yang kondusif. Ia berharap di Rembang tidak terjadi demonstrasi yang dapat membuat investor enggan masuk.
Menurutnya keberadaan investor sangat penting untuk pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja di daerah tersebut.
“Panjenengan kadang ada yang terlalu cepat emosi. Jadi posisi Rembang saat ini berusaha untuk menarik para investor, maka berilah ruang selebar-lebarnya kepada pengusaha biar masuk Rembang,” ujarnya. (Lingkar Network | Vicky Rio – Beritajateng.id)