REMBANG, Beritajateng.id – Dinas Pertanian dan Pangan (Dintanpan) Rembang mengapresiasi produk inovasi Kelompok Wanita Tani (KWT) Pergiwati Desa Trahan, Kecamatan Sluke yang mengolah tomat menjadi torakur (tomat rasa kurma).
Kepala Dintanpan Rembang Agus Iwan Haswanto mengatakan, torakur bisa menambah nilai jual tomat yang sempat turun menjadi Rp3.000-4.000 per kilogram. Sebab, nilai jual torakur bisa delapan kali lipat dibanding tomat yang tidak diolah.
“Tomat rasa kurma ini selain bisa meningkatkan harganya, daya simpannya juga cukup lama sehingga tidak khawatir busuk. Daya jualnya meningkat 8 sampai 10 kali lipat,” jelasnya.
Hal ini dibenarkan oleh Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Sluke, Siti Marjidah.
“Satu kilogram torakur harganya Rp65 ribu. Kalau dikemas kecil-kecil, Rp5 ribu atau Rp2 ribu per bungkus, justru cepat habis dan pendapatannya lebih banyak,” terangnya, Rabu, 15 Oktober 2025.
Meski begitu, ia menjelaskan bahwa produksi torakur saat ini masih dilakukan secara terbatas.
“Dua hari sekali buat, kadang tiga hari buat,” jelasnya.
Produk olahan ini dipasarkan di beberapa titik, seperti ILP Posyandu, pemesanan online COD, kantin PLTU, serta pasar tani.
“Jadi kalau barang habis, intinya kita buat lagi. Sekali produksi minimal 10 kilogram tomat basah. Prosesnya lumayan panjang, mulai dari pencucian, pembuangan biji, hingga penjemuran,” tambahnya.
Semua tomat yang digunakan, kata dia, dipilih dari pasar dengan kualitas terbaik agar menghasilkan cita rasa dan tekstur yang sesuai standar.
Selain meningkatkan pendapatan kelompok, inovasi ini juga diharapkan menjadi solusi bagi petani tomat saat harga jual anjlok.
Jurnalis: *Red
Editor: Tia


















