REMBANG, Beritajateng.id – Oknum anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Rembang dari Partai Hanura akan dilaporkan ke Badan Kehormatan usai menuduh seorang wartawan dari Lingkar TV, berinisial VR, sebagai provokator.
Meskipun berdalih hanya bercanda, namun ucapan itu tidak pantas diucapkan oleh seorang anggota dewan. Terlebih, hal itu dilontarkan di depan umum, disaksikan banyak orang, dan dalam momen suasana tidak kondusif karena banyak unjuk rasa di berbagai daerah.
“Saya tersinggung, apalagi tidak ada itikad baik dari anggota dewan itu. Insya Allah, Senin (8/9) saya akan melaporkannya ke Badan Kehormatan,” ujar VR.
Sementara itu, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Rembang, Musyafa Musa mengecam keras oknum anggota DPRD yang menuding wartawan sebagai provokator. Ia menegaskan tudingan tersebut ngawur, tidak berdasar, dan mencoreng profesi jurnalis.
“Wartawan bekerja untuk kepentingan publik, memenuhi hak masyarakat atas informasi. Bukan untuk memprovokasi. Kalau ada yang menuduh wartawan provokator, sebutkan siapa wartawan dan medianya. Jangan asal bicara seenaknya,” tegas Mustafa, Senin, 8 September 2025.
Ia menegaskan, pemberitaan di Rembang selama ini berjalan kondusif. Tidak ada aroma provokasi seperti yang ditudingkan. Justru menurutnya kegaduhan sering kali muncul dari sikap arogan segelintir pejabat publik yang tidak mampu menahan emosi.
Musyafa menilai, menghadirkan dua narasumber dengan pandangan berbeda dalam sebuah berita adalah standar kerja jurnalistik untuk menjaga keberimbangan.
“Itu bukan provokasi, itu kode etik. Jadi jangan dipelintir demi kepentingan politik sesaat,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan, pihak yang merasa dirugikan oleh pemberitaan seharusnya mengajukan hak jawab. Hak jawab tersebut akan dipublikasikan sebagai berita klarifikasi.
“Kalau tidak paham aturan, belajar dulu. Jangan asal tuduh, apalagi main intimidasi. Itu bisa berujung masalah hukum,” tandasnya.
Lebih jauh, Musyafa memperingatkan para pejabat publik, termasuk anggota DPRD yang digaji dari uang rakyat, untuk menjaga etika dan tidak bersikap arogan.
“Ucapan sembrono hanya mempermalukan diri sendiri dan lembaga. Hormati kerja wartawan, karena tanpa pers yang bebas, demokrasi akan pincang,” pungkasnya.
Jurnalis: Lingkar Network