KENDAL, Beritajateng.id – Komentar kritis dilontarkan Kepala Desa Purwokerto, Kecamatan Brangsong, Kabupaten Kendal, Prastiyo soal Dana Desa (DD) yang dipakai untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT). Dirinya menganggap, anggaran 40 persen dari jumlah DD yang digunakan untuk BLT terlalu besar dan membuat pembangunan terhambat.
Hal itu bukan tanpa alasan, pasalnya saat ini penerima BLT termasuk kategori mampu dan sehat. Meski pendataan melibatkan dirinya sebagai kepala desa namun secara spesifik adalah RT dan RW.
Dirinya menjumpai, dalam dua tahun terakhir ini banyak yang kategori sehat dan mampu menerima bantuan. Bukan karena salah sasaran akan tetapi karena jumlah persentase penerima yang tinggi sampai 40 persen.
Baca Juga
Diduga Salah Gunakan Anggaran Dana Desa, Mantan Kades Banjarsari Pati Dilaporkan Warga
“Penerima BLT banyak yang mampu dan sehat karena kuota penggunaan hingga 40 persen, nilainya sangat tinggi hal ini membuat pembangunan di desa hampir tidak ada karena habis untuk BLT,” ujar Prastiyo.
Di desanya, orang yang sakit dan tidak mampu sudah termasuk dan agak kesulitan memilih siapa penerima BLT.
“Harapan saya BLT DD dihapus saja agar bisa digunakan untuk pembangunan atau persentase diturunkan, jangan seperti sekarang,” lanjutnya.
Baca Juga
Pencairan BLT Minyak Goreng di Temanggung Bakal Rampung H-7 Lebaran
Adapun Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Desa Purwokerto, Kecamatan Brangsong berjumlah 124 yang menerima BLT DD sebesar Rp 300 ribu dan diterimakan dua bulan yakni April dan Mei. Sementara, tahun sebelumnya menurut Prastiyo, KPM hanya sebanyak 115 orang. (Lingkar Media Network | Koran Lingkar)