BLORA, Beritajateng.id – Keluarga salah satu korban jatuhnya lift crane proyek pembangunan RS PKU Muhammadiyah Blora mengaku pasrah atas musibah yang diterima.
Atik (50), istri Yunus (52) yang menjadi salah satu korban selamat atas insiden nahas tersebut mengatakan masih semangat memperjuangkan kesehatan suaminya yang masih menjalani perawatan rutin dari rumah atau Home Care.
Di dalam rumah yang beralaskan tanah dan terbuat dari papan itu, tampak Yunus yang kedua kakinya masih berbalut perban dan belum bisa berjalan.
“Kulo trimo mawon, Pak. Lah pripun keadaane bapake njih ngeten,(Saya terima saja, Pak. Mau bagaimana keadaan bapaknya ya begini, red.),” terang Atik saat ditemui di kediamannya di Desa Purworejo, Kecamatan/Kabupaten Blora, Jumat, 21 Maret 2025.
Ibu tiga anak itu mengaku tidak bekerja, sehingga ia hanya dapat mengandalkan penghasilan dari suaminya. Namun, ia masih bersyukur karena gaji suaminya saat bekerja di RS PKU Muhammadiyah Blora masih diberikan setiap minggu.
Belum Terima Tali Asih, Keluarga Korban Jatuhnya Crane di Blora Akui Kesulitan Soal Biaya
“Satu minggunya Rp 480 ribu. Biasanya di transfer ke larene kulo (anak saya, red.),” jelasnya.
Saat ini Atik mengaku fokus ke pemulihan Yunus dan biaya anaknya yang masih duduk di bangku Madrasah Tsanawiyah (MTs). Mengenai gaji yang tidak lagi diberikan usai proyek selesai, ia mengaku belum mempunyai rencana untuk kedepannya.
“Lah pripun njih, ikhlas mboten ikhlas nggih Alhamdulillah diikhlaske mawon. lah mangkih kedepanne pripun njih mboten ngertos (ya gimana ya, ikhlas tidak ikhlas ya Alhamdulillah di ikhlaskan saja. Nanti kedepannya bagaimana ya tidak tahu, red.),” ujar Atik.
Korban Jatuhnya Lift Crane Proyek di Blora Tetap Digaji Hingga 6 Bulan Kedepan
Mengenai biaya sekolah anaknya, ia mengungkap besaran iuran bulanan yakni Rp 35 ribu. Saat ini ia hanya mampu mencicil sedikit demi sedikit karena masih fokus pada penyembuhan suaminya.
“Malah sak niki dereng mbayar, Pak. Ini kulo cicil, Pak. Baru Rp 100 ribu Mts bayar. Perbulane SPP anake kulo Rp 35 ribu, tapi kalo ada uang bisa dicicil (Malah sekarang belum dibayar, Pak. Saat ini saya cicil, Pak. Baru Rp 100 ribu bayarnya. Perbulan iuran sekolah anak saya itu Rp 35 ribu. Tapi kalo ada uang bisa dicicil, red.),” ujarnya.
Atik mengaku hingga saat ini masih mendapatkan perawatan yang baik dari pihak RS PKU Muhammadiyah Blora. Setiap dua hari, luka Yunus dibersihkan dan kondisinya terus dipantau.
“Alhamdulillah radi mending, sampun purun maem, maeme njih mboten purun katah, Pak. (Alhamdulillah ada perubahan yang baik, sudah mau makan, makannya ya tidak mau banyak, Pak, red.),” terang dia.
12 Orang Diperiksa Kepolisian Soal Insiden Lift Crane RS PKU Muhammadiyah Blora
Adapun bantuan yang telah ia terima dari pihak RS PKU maupun Muhammadiyah yaitu berupa uang Rp 1,2 Juta dan sembako dua kali.
“Totalnya kalo uang itu hanya Rp 1,2 Juta saja. Rp 1 juta itu saat kejadian. Jadi bisa di buat beli popok dan air di rumah sakit,” kata Atik.
Disisi lain, Atik khawatir cedera yang dialami suaminya akan berlangsung lama. Meskipun sudah dipastikan membaik, menurutnya Yunus tidak lagi sehat sekuat sebelumnya. Hal itu menyusul operasi tulang yang telah dilakukan Yunus akibat fatalitas kecelakaan.
“Ya mau bagaimana, yang kerja bapaknya, saya nggak kerja,” tambah Atik. (Lingkar Network | Eko Wicaksono – Beritajateng.id)