SEMARANG, Beritajateng.id – Fenomena kreak (kere mayak) di Kota Semarang, masih menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh Wali Kota Semarang Agustina dan Wakil Wali Kota Iswar Aminudin setelah melewati 100 hari kerja keduanya.
Pasalnya, Pemerintah Kota Semarang masih melakukan penelitian dan perencanaan untuk memberantas aksi kenakalan remaja yang kerap meresahkan masyarakat.
Namun, laporan terbaru menyatakan bahwa para pelaku kreak tidak hanya dari kalangan generasi muda atau generasi Z saja, melainkan generasi milenial yang sudah berkeluarga juga turut bergabung dalam aksi gangster kreak ini.
Sebelumnya, fenomena kreak tersebut, diketahui Agustina dari salah satu wartawan yang mempertanyakan langkah Pemkot Semarang dalam memberantas Kreak di Kota Semarang.
Wali Kota Semarang Agustina, mengungkapkan keheranannya saat mengetahui bahwa fenomena kreak di Kota Semarang tidak hanya berasal dari kalangan muda atau Gen Z, tetapi juga dari generasi Milenial keatas, termasuk yang sudah berkeluarga.
“Awalnya kita arahkan supporting system lebih banyak menyasar generasi muda. Tapi ternyata, kreak ini juga datang dari kalangan yang sudah memiliki putra-putri,” ujar Agustina saat Konferensi Pers 100 hari Kerja di Ruang Lokakrida Gedung Balai Kota Semarang, Sabtu 31 Mei 2025 lalu.
Fenomena ini menurutnya, menjadi Pekerjaan Rumah (PR) baru bagi Pemkot Semarang untuk memberantas kreak yang semakin meresahkan masyarakat. Ia menilai perlunya penyesuaian strategi untuk menyikapi keberagaman usia pelaku kreak di Semarang.
“Ini bukan urusan tim lagi, tapi PR besar. Kita perlu duduk bareng lagi, mudah-mudahan Dewan Pertimbangan Pembangunan Kota (DP2K) Semarang bisa segera rapat untuk menyusun langkah selanjutnya,” imbuhnya.
Agustina juga mengajak para akademisi dan peneliti untuk ikut terlibat dalam menyusun solusi bersama. Ia berharap sinergi pemikiran bisa membantu meringankan beban PR tersebut.
“Tambahan PR kita sekarang adalah kreak senior. Ini para legend,” katanya.
Tak lupa, ia juga meminta dukungan dari media untuk memberikan masukan terhadap fenomena ini.
“Kalau perlu teman-teman media ini juga kasih dong kita masukan,” pungkasnya.
Dengan melibatkan berbagai pihak, Agustina berharap solusi yang inklusif dan tepat sasaran bisa segera dirumuskan.
Jurnalis: Syahril Muadz
Editor: Sekar S