PATI, Beritajateng.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati mengaku telah menyalurkan bantuan stimulan puso tahap I akibat gagal panen pada tahun 2023 lalu. Hal itu diungkap oleh Kepala BPBD Pati, Martinus Budi Prasetya, belum lama ini.
Martinus mengungkap terdapat 82 kelompok tani dari enam kecamatan yang mendapatkan bantuan tersebut dengan perhitungan tiap satu hektar bantuan puso senilai Rp 8 juta.
“Penyaluran bantuan stimulan puso tahap pertama sudah disalurkan untuk 82 kelompok tani dan 3.922 petani yang tersebar di 6 kecamatan dan 49 desa,” katanya.
Diketahui, enam kecamatan tersebut yakni Dukuhseti, Wedarijaksa, Juwana, Margorejo, Jakenan, dan Gabus. Luas lahan yang menyasar enam kecamatan tersebut mencapai 1.961,38 hektar yang mengalami gagal panen akibat banjir di awal tahun 2023. Kerugian gagal panen tersebut ditaksir mencapai Rp 15 miliar lebih.
Untuk tahap kedua, Martinus mengatakan bantuan tersebut akan disalurkan di kemudian hari. Menurutnya, proses pencairan bantuan membutuhkan waktu cukup panjang, mulai dari pendataan sampai surat keputusan bupati keluar dan adanya verifikasi dari BPBD provinsi.
“Juga ada rekomendasi Sekda provinsi. Prosesnya panjang sehingga Oktober 2024 baru cair,” ungkap dia.
Martinus mengatakan, saat ini pihaknya tengah memproses bantuan stimulan tahap kedua. Menurutnya, penerima puso tahap kedua lebih banyak daripada tahap pertama yakni mencapai 95 kelompok tani.
“Tahap kedua dari segi luasan lebih banyak dari luasan, jumlah petani, dan kelompok taninya yang totalnya 177 kelompok tani. Sehingga dikurangi tahap pertama sudah ada 82 kelompok tani, maka masih 95 kelompok tani yang harus dilayani tersebar di Pati, Jaken, Kayen, dan Sukolilo,” bebernya.
Martinus mengaku bantuan tahap kedua akan diupayakan agar tersalurkan pada 2024. Ia berharap, bantuan stimulan tersebut dapat digunakan para petani untuk membeli benih hingga mengembangkan sarana produksi padi. (Lingkar Network | Arif Febriyanto – Beritajateng.id)