PATI, Beritajateng.id – Sejumlah daerah di Kabupaten Pati kerap menjadi langganan banjir, khususnya di kawasan bantaran sungai. Normalisasi di sungai yang sudah dangkal pun diperlukan untuk meminimalkan dampak banjir. Namun menurut Ketua DPRD Pati, Ali Badrudin, normalisasi sungai yang berjalan pada pertengahan 2023 belum efektif mengantisipasi banjir.
Ali menilai Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) gagal melakukan tugasnya untuk mencegah terjadinya banjir. Alih-alih normalisasi, menurut Ali, BBWS hanya melakukan perawatan sungai agar sisi kanan kiri terlihat bersih. Namun jika volume air sungai bertambah, tetap akan meluber ke permukiman warga di sekitar bantaran sungai.
“Itu nanti harus menjadi skala prioritas, karena dari tahun ke tahun saya lihat hanya perawatan saja, belum ada penanganan solusi banjir, hanya perawatan,” ungkapnya.
Pimpinan DPRD Pati tersebut lantas memberikan usul agar BBWS mengeruk sedimentasi sungai untuk mengurangi kedangkalan sehingga mampu menampung debit air saat musim penghujan.
“Itu pun BBWS selaku pemangku kepentingan tahu titik mana yang mengalami sedimentasi. Saya berharap, melalui DPRD, mari sama-sama kita sampaikan ke pusat. Sehingga penanganannya bisa segera dilakukan,” pungkasnya.
Menurut data Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUTR) Kabupaten Pati, sedianya ada 19 sungai yang direncanakan akan dinormalisasi. Namun untuk tahun 2024 tidak ada anggaran untuk normalisasi sungai.
“Mungkin di bulan ini kita bisa mengusulkan di perubahan, paling tidak ya nanti di murninya. Kan tidak akan mungkin kita tangani tahun ini. Sehingga penanganan dilakukan di tahun 2025, itu pasca banjir,” jelas Kabid Sumber Daya Air DPUTR Pati, Sudarno, pada Selasa, 30 April 2024. (Lingkar Network | Arif Febriyanto – Beritajateng.id)