REMBANG, Beritajateng.id – Dinas Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (Dindagkop UKM) Kabupaten Rembang masih menilai produk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menuju ekspor belum memenuhi standar. Dari segi penjualan online, produk yang diekspor didominasi oleh usaha besar. Sementara produk usaha mikro masih menghadapi tantangan ke arah sana.
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (Dindagkop UKM) Kabupaten Rembang Mahfudz mengatakan, produk ekspor dari Kabupaten Rembang masih didominasi sektor industri besar. Sementara usaha mikro masih menghadapi tantangan untuk mencapai pasar internasional.
“Yang ekspor itu masih didominasi oleh industri. Belum pada tataran usaha mikro,” ujar Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (Dindagkop UKM) Kabupaten Rembang Mahfudz, baru-baru ini.
Untuk memasarkan produk ke luar negeri, kata dia, usaha mikro harus memenuhi berbagai standar kualifikasi tertentu, termasuk target bulanan dan produktivitas produk. Saat ini, banyak usaha mikro di Kabupaten Rembang belum mampu berdiri sendiri dalam hal ekspor.
Meski demikian, Mahfudz mencatat bahwa banyak pelaku usaha mikro di Kabupaten Rembang sudah berhasil memenuhi permintaan dari luar negeri melalui penjualan online. Namun, mereka masih menggunakan metode pengiriman langsung dan belum melalui jalur ekspor formal.
“Banyak yang melaksanakan penjualan online dan memenuhi permintaan dari luar. Tetapi hanya dikirim melalui tataran penjualan pengiriman langsung,” ucapnya.
Ia menyebut, produk dari Kabupaten Rembang yang saat ini sudah bisa menembus pasar luar negeri melalui penjualan online adalah Usaha Mikro Ulla Leather memproduksi tas, ikat pinggang dan sepatu dari kulit ular yang sudah menerima pesanan online dari Malaysia.
Selain itu, produk usaha mikro dari kulit ikan pari juga memproduksi tas dari kulit ikan pari, di mana produk tersebut saat ini sudah menembus pasar Tiongkok.
Mahfudz menuturkan bahwa Ardiyansah pemilik usaha dari kulit pari atau Arma Leather and Craft mengaku bisnisnya telah mengirimkan ratusan produk kulit ikan pari ke China, yang sudah secara rutin memesan.
Lebih lanjut, Mahfudz menyatakan produk lainnya yang sudah dikenal dunia adalah batik asal Kabupaten Rembang.
“Batik ini sebenarnya sudah mendunia, mungkin karena punya nilai sejarah,” imbuh Mahfudz.
Maka dari itu, pihaknya berkomitmen untuk terus mendukung usaha mikro dalam meningkatkan kapasitas dan memenuhi standar ekspor.
“Dengan upaya yang berkelanjutan, diharapkan usaha mikro di Rembang dapat lebih kompetitif dan mampu menembus pasar internasional sehingga memperkuat perekonomian lokal,” harapnya. (Lingkar Network | Vicky Rio – Beritajateng.id)