BLORA, Beritajateng.id – Masa tanam jagung di kawasan hutan Blora bagian selatan tahun ini mampu menyedot tenaga kerja hingga puluhan ribu orang. Penanaman jagung dilakukan di beberapa lahan diantaranya kawasan hutan Randublatung, wilayah Desa Getas Kecamatan Kradenan, Desa Tlogotung Kecamatan Randublatung hingga Desa Gempol – Bangklean Kecamatan Jati.
Salah seorang petani penggerak di kawasan hutan, Yuyus Waluyo, mengatakan bahwa saat musim tanam jagung, buruh tanam yang dipekerjakan untuk kegiatan pertanian dapat mencapai puluhan ribu orang.
“Untuk mengerjakan 1 hektar lahan, petani membutuhkan 10-15 orang pekerja. Jika luas lahannya lebih luas lagi bisa mencapai 40 orang yang dibutuhkan. Jika dikalikan puluhan ribu lahan yang dikerjakan, jumlahnya sudah berapa,” ujar Yuyus pada Selasa, 8 Oktober 2024.
Yuyus mengatakan bahwa tenaga kerja yang dibutuhkan oleh petani hutan saat ini tidak hanya tenaga yang berasal dari daerah sekitar saja. Beberapa diantaranya merupakan pekerja dari Jawa Timur.
“Pekerja selain dari masyarakat lokal juga ada yang dari Ngawi dan Grobogan,” jelas pria yang saat ini menjabat sebagai anggota DPRD Blora.
Yuyus menjelaskan, kebutuhan tenaga kerja tersebut akan berlangsung sampai masa panen jagung.
“Mulai dari icir benih, penyiangan, pemupukan, danger, pengairan hingga masa panen. Dilanjutkan dengan pengangkutan hasil produksi jagung,” beber Yuyus.
Bukan hanya tanaman jagung di kawasan Blora selatan, tanaman tebu yang lebih dulu mendominasi lahan di Blora juga banyak membutuhkan tenaga kerja.
“Artinya apa, tidak perlu mengandalkan bisa mendirikan banyak pabrik. Jika kawasan hutan dan pertanian bisa dimaksimalkan minimal tenaga kerja yang bisa diserap juga sangat tinggi. Sehingga kehidupan masyarakat kita bisa lebih baik,” ujar Yuyus. (Lingkar Network | Hanafi – Beritajateng.id)