SEMARANG, Beritajateng.id – Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah menilai bahwa pesantren lebih mampu menjalankan program makan bergizi gratis (MBG). Hal ini membuat PWNU Jateng mengimbau MBG bagi santri tidak mengganggu catering pesantren. Sebab, kebanyakan pesantren telah memiliki catering sendiri dalam mengelola logistik santri.
“Kalau memang pemerintah masuk ke Pesantren, tentunya harus memberikan nilai tambah di Pesantren, dan tidak mengganggu katering yang telah berjalan,” ujar Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Tengah KH Abdul Ghaffar Rozin atau akrab disapa Gus Rozin, Minggu, 19 Januari 2025.
Menurutnya, pesantren cukup mampu mengelola program makan bergizi gratis karena berpengalaman mengelola ribuan santri. Namun, ia menegaskan bahwa hampir seluruh ponpes di Jateng mendukung dan mantap dengan program MBG.
“Pesantren ini kan bisa masuk kualifikasi, karena mereka sudah terbiasa mengelola katering bagi ribuan santri, yang telah berjalan bertahun-tahun,” jelasnya.
Gus Rozin mengatakan bahwa Provinsi Jateng memiliki banyak pesantren yang menampung ribuan santri dan telah bertahun-tahun mengelola catering santri. Hal itu menurutnya membuat pesantren memiliki nilai lebih.
“Di Jateng ini juga banyak pesantren yang memiliki santri lebih dari 5.000 sampai 10.000 orang,” imbuhnya
Gus Rozin menyatakan bahwa pesantren lebih mampu mengelola MBG.
“Jadi kita tidak serta merta mendapat program dan melaksanakannya tanpa ditelaah, karena ini kan masih uji coba, menurut saya pesantren lebih mampu melaksanakannya, bahkan bisa melebihi standar pemerintah,” jelasnya.
Gus Rozin menyatakan bahwa persoalan tersebut telah dikomunikasikan oleh PBNU kepada pemerintah.
“PBNU sudah melakukan koordinasi dengan pemerintah, jadi kita tinggal menunggu hasil dan arahan PBNU,” pungkasnya. (Lingkar Network | Syahril Muadz – Beritajateng.id)