KUDUS, Beritajateng.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus mencatat enam kasus kematian ibu hamil sejak Januari hingga Juni 2025. Melalui Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus, pemkab memperketat pengawasan kesehatan terhadap ibu.
Sekretaris DKK Kudus Nuryanto menyampaikan enam kasus kematian ibu hamil itu disebabkan oleh berbagai faktor. Mulai dari ibu hamil yang memiliki riwayat epilepsi, gangguan jantung, asma, infeksi pasca melahirkan, hingga menjadi korban pembunuhan.
Ia menyebut bahwa kasus kematian ibu hamil telah semaksimal mungkin ditekan. Namun, ada beberapa kondisi dimana kasus kematian ibu terjadi di luar kendali petugas kesehatan.
“Contohnya untuk korban yang memiliki riwayat epilepsi, karena di luar kendali kita, kejadiannya di jalan jadi tidak sempat tertolong,” katanya.
Pihaknya pun menyiagakan kembali seluruh fasilitas kesehatan, baik puskesmas, klinik, maupun rumah sakit agar kasus kematian ibu tidak lagi bertambah. Salah satunya melalui pengawasan calon ibu pada masa sebelum hamil hingga pasca melahirkan.
Nuryanto mengimbau kepada seluruh masyarakat agar terus menjaga kesehatan diri, terutama bagi calon ibu maupun ibu hamil. Pihaknya mengimbau agar melakukan pemeriksaan rutin di puskesmas maupun fasilitas kesehatan lainnya.
“Pada masa sebelum hamil sendiri, ibu ataupun calon ibu bisa melakukan skrining kehamilan, serta melakukan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) tentang kehamilan di tingkat puskesmas,” ucapnya.
Pada masa hamil, kata dia, calon ibu diminta bisa melaksanakan Antenatal Care (ANC) atau Perawatan Kehamilan terpadu yang memenuhi standar 12T yang berkualitas sesuai pedoman. Pada kunjungan ibu hamil (KI) dan K5 akan dilakukan USG dan head to too examination oleh dokter.
“Pada masa pasca kehamilan, dilakukan pemantauan pelaksanaan cakupan skrining bayi baru lahir (BBL) dan memonitor tindak lanjut di puskesmas,” tambahnya.
Lebih lanjut, Nuryanto menyampaikan bahwa kasus kematian ibu sempat mengalami penurunan di 2024 lalu dengan 5 kasus. Sementara di tahun sebelumnya yakni 2023, terjadi kematian sebanyak 11 kasus.
Jurnalis: *Nisa Hafizhotus Syarifa
Editor: Utia Lil