BLORA, Beritajateng.id – Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah Blora, Syarifudin mengaku siap memberikan dukungan biaya dan bantuan kepada keluarga korban insiden jatuhnya lift crane proyek RS PKU Muhammadiyah. Biaya tersebut mencakup perawatan bagi yang masih dirawat hingga biaya pendidikan bagi anak korban yang meninggal.
“Insyaallah kaitan keluarga, bagi keluarga yang masih punya anak tanggungan sekolah, kami akan bantu melalui beasiswa pendidikan,” paparnya.
Selain itu, pihaknya akan memfasilitasi keluarga korban untuk mencari pekerjaan. Sebab, korban yang meninggal merupakan tulang punggung keluarga.
“Dari keluarga ada yang minta untuk dicarikan kerja. Kami akan bantu,” tambah dia.
Diketahui, sembilan dari 13 korban selamat dari insiden mengenaskan tersebut. Namun, ada satu korban yang harus dilarikan ke Rumah Sakit di Solo akibat mengalami kelumpuhan.
Direktur RSUD Dr Soetijono, Blora, Puji Basuki, mengatakan bahwa satu korban mengalami patah tulang yang cukup parah. Sehingga, harus dirujuk ke rumah sakit di Solo.
“Korban harus dioperasi. Maka dari itu perlu ada konsultan tulang yang mumpuni. Dan itu ada di Solo,” terang Puji.
Sementara itu, Kabid Pelayanan RSUD Dr Soetijono Blora, Farida Laela, mengatakan bahkan korban tersebut telah menjalani perawatan beberapa hari di RSUD.
“Iya kemarin dilarikan ke RSUD. Hanya satu saja,” ujarnya.
Namun, kata Farida, setelah diperiksa kondisi korban semakin memburuk. Hal itu membuat pihaknya harus merujuk korban ke RSUD Dr Moewardi Solo. Menurutnya, insiden jatuhnya lift crane dari ketinggian 12 meter itu membuat korban mengalami luka patah.
“Ada bagian patah di fraktur vertebra lumbal 2-3 atau bagian punggung bawah,” terang Farida, Kamis, 13 Februari 2025.
Akibat cedera tersebut, kata Farida, korban mengalami paraplegia inferior atau mengalami kelumpuhan. Maka dari itu, korban dirujuk ke Solo agar bisa ditangani oleh fasilitas kesehatan yang mumpuni. (Lingkar Network | Eko Wicaksono – Beritajateng.id)