JEPARA, Beritajateng.id – Unit Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) 002 di Desa Ngabul, Kecamatan Tahunan, resmi beroperasi pada Senin, 17 Februari 2025. Peresmian ini menandai dimulainya distribusi makanan bergizi bagi ribuan siswa di Jepara.
Acara tersebut dihadiri oleh Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jepara, Kepala Kantor Kemenag, Kepala Disdikpora, serta pejabat terkait. Kegiatan diawali dengan peninjauan teknis dapur, diikuti peresmian dan pemberangkatan kendaraan distribusi makanan bergizi ke sekolah penerima manfaat.
Rombongan kemudian mengunjungi salah satu sekolah penerima yakni SD Negeri 2 Ngabul untuk meninjau langsung distribusi makanan.
Penjabat (Pj) Bupati Jepara Edy Supriyanta, mengapresiasi program tersebut. Ia mengucapkan rasa terima kasihnya kepada pemerintah pusat dan berharap program itu dapat berlanjut dan menjangkau lebih banyak siswa. Di samping itu, ia menilai bahwa menu yang disediakan lengkap dan berkualitas.
“Saat ini jumlah murid di Jepara mencapai 274 ribu. Ke depan perlu dikalkulasi ulang agar cakupan program semakin luas,” ujarnya.
Edy berharap dengan adanya program tersebut di Kabupaten Jepara menjadikan anak-anak tumbuh dengan kesehatan yang baik dan pintar.
“Semoga melalui program ini tujuan Indonesia menjadi negara maju dengan menciptakan generasi emas 2045 bisa terwujud,” ujarnya.
Sementara itu, Komandan Kodim (Dandim) 0719/Jepara, Letkol Armed (Arm) Khoirul Cahyadi, menyebutkan bahwa tiga dapur SPPG telah siap beroperasi. Diantaranya yakni di Ngabul, Pengkol, dan Kriyan. Namun, sesuai instruksi saat ini baru satu dapur yang dioperasikan.
“Selain di Ngabul ini ada di Kelurahan Pengkol satu lagi di Kriyan, tapi karena instruksinya hari ini hanya satu kita jalankan satu. Tapi sebetulnya siap ketiganya,” kata dia.
Berbeda dari daerah lain, pelaksanaan SPPG di Jepara tidak menggunakan lahan TNI, melainkan dikelola mandiri oleh mitra swasta. Ia mengatakan bahwa program tersebut melibatkan Disperindag, Diskopukmnakertrans, dan Dinkes untuk menjamin kualitas makanan.
“Kami juga menggandeng komunitas Jepara Green Generation untuk mengolah limbah SPPG agar nol sampah,” imbuh Dandim.
Selain memenuhi kebutuhan gizi, Letkol Khoirul menilai program ini mengajarkan kedisiplinan dan kepemimpinan kepada siswa. Sebab, mereka diajarkan berdoa sebelum makan hingga mengikuti tata cara pembagian makanan secara tertib.
Program ini juga memperhatikan kebiasaan makan anak, terutama yang belum terbiasa mengkonsumsi sayur. Ia menekankan bahwa dalam hal ini peran orang tua dan guru sangat penting dalam membimbing mereka.
Lebih lanjut, Letkol Khoirul menuturkan bahwa menu yang disediakan sama untuk semua jenjang pendidikan, tetapi jumlah asupan gizi disesuaikan. Misalnya, anak usia TK mendapatkan 360 kilo kalori, sedangkan SMA memperoleh 748 kilokalori.
“Variasi menu berganti setiap hari selama sepuluh hari sebelum siklus berulang,” tuturnya.
Disisi lain, Kepala dapur SPPG 002, Fauzul Muna, melaporkan bahwa pada hari pertama program tersebut menargetkan 2.262 penerima di 24 titik. Selanjutnya, jumlah sasaran akan bertambah menjadi 2.937 siswa di 31 sekolah di Desa Langon dan Ngabul.
“Di SPPG 002 ini kami bekerja sama dengan mitra PT Berkah Ma’arif Transindo,” ujarnya. (Lingkar Network | Tomi Budianto – Beritajateng.id)