SEMARANG, Beritajateng.id – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono, menyatakan bahwa Indonesia belum mencapai swasembada daging dan susu. Untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, Kementerian Pertanian (Kementan) berencana mendatangkan indukan sapi dari luar negeri mulai 2025.
Dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Bidang Pangan di Gedung Gradika Bakti Praja, Kota Semarang, Selasa, 31 Desember 2024, Sudaryono yang akrab disapa Mas Dar, menjelaskan bahwa Indonesia telah mencapai swasembada telur dan daging ayam. Namun, untuk daging sapi dan susu, masih bergantung pada impor.
“Dari kebutuhan susu nasional, 80 persen masih diimpor. Untuk itu, kita akan mendatangkan indukan sapi untuk meningkatkan produksi dalam negeri,” ujarnya.
Kementan menargetkan, akan mendatangkan 2 juta ekor sapi hidup ke Indonesia pada 2025 yang terdiri dari 1,2 juta sapi perah dan 800 ribu sapi potong. Hingga kini, sebanyak 141 pelaku usaha, baik swasta, BUMN, maupun koperasi dalam dan luar negeri, telah berkomitmen mendukung program ini.
Sudaryono menegaskan, pendanaan program ini tidak akan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“Semua akan dibiayai sektor swasta, BUMN, dan koperasi. Ini langkah konkret kami untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri tanpa membebani anggaran negara,” jelasnya.
Ia mengatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan lahan seluas 1,7 juta hektar yang tersebar di seluruh Indonesia untuk mendukung program ini. Di Jawa Tengah, lahan tersebut akan berada di Blora dan beberapa daerah lainnya.
“Kami mengusulkan agar jutaan hektar lahan ini dijadikan Proyek Strategis Nasional (PSN) untuk menarik investor dan memberikan kemudahan bagi pelaku usaha,” tambahnya.
Sudaryono optimistis bahwa program ini tidak hanya akan memperkuat swasembada pangan tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Warga Jateng, misalnya, selain bertani, bisa memelihara sapi di rumah. Ini akan meningkatkan pendapatan mereka sekaligus mendukung ketahanan pangan nasional,” pungkasnya.
Dengan langkah ini, ia berharap Indonesia mampu mengurangi ketergantungan impor sekaligus meningkatkan konsumsi gizi masyarakat melalui program makan bergizi gratis yang dicanangkan pemerintah. (Lingkar Network | Rizky Syahrul Al-Fath – Beritajateng.id)