PEKALONGAN, Beritajateng.id – Petani pepaya di Desa Sokosari, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Pekalongan terancam gagal panen akibat kekeringan yang semakin parah. Pasalnya, aliran air ke lahan pertanian terhenti karena saluran irigasi rusak selama tiga tahun terakhir.
Suriyono, salah satu petani pepaya mengungkapkan bahwa kekeringan membuat tanaman pepaya hampir mati. Musim kemarau dan saluran irigasi yang rusak memperparah kondisi lahan pertanian miliknya yang mengandalkan curah hujan.
“Sudah tiga tahun ini irigasi rusak parah, air tak bisa mengalir ke lahan. Sekarang tanaman saya terancam gagal panen karena tidak ada pasokan air yang cukup,” ujarnya pada Selasa, 15 Oktober 2024.
Tak hanya soal irigasi, Suriyono yang akrab disapa Cariban itu mengeluhkan kesulitan memperoleh pupuk. Menurutnya, ketersediaan pupuk di wilayah tersebut sangat terbatas dan membuat petani kesulitan menjaga kualitas tanaman.
“Pupuk juga susah didapat dan kalaupun ada, harganya tinggi,” tambahnya.
Selain itu, Suriyono menyoroti minimnya peran aktif penyuluh pertanian yang seharusnya memberikan pendampingan dan solusi atas masalah yang dihadapi petani.
“Penyuluhan yang datang kebanyakan dari perusahaan swasta, bukan dari pemerintah. Padahal, kami butuh pendampingan langsung,” ujarnya.
Suriyono mengaku telah mengadukan permasalahan tersebut ke pemerintah desa (pemdes) bersama para petani lainnya. Namun, hingga kini belum ada respon terkait aduan tersebut.
“Saya sudah mengadukan masalah ini ke pemerintah desa, tapi belum ada hasil yang berarti,” jelasnya.
Suriyono dan para petani lainnya berharap pemerintah segera turun tangan untuk memperbaiki irigasi yang rusak serta memperlancar distribusi pupuk.
“Kalau irigasi tidak segera diperbaiki, kami terancam gagal panen, dan ini bisa menghancurkan mata pencaharian kami. Kami hanya ingin pemerintah lebih peduli dengan kondisi kami, agar kami bisa tetap bertani dengan baik,” harapnya. (Lingkar Network | Fahri Akbar – Beritajateng.id)