DEMAK, Beritajateng.id – Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin) menemui Zuhdi guru madrasah diniyyah (madin) di Kabupaten Demak yang didenda Rp 25 juta oleh ortu siswa karena insiden penamparan murid.
Dalam pertemuan itu, Wagub menegaskan pentingnya adab dalam dunia pendidikan serta mendorong penyelesaian persoalan secara kekeluargaan dan edukatif.
Mbah Zuhdi, sapaan guru madin tersebut, mengisahkan kronologi kejadian pada April 2025. Ia menampar murid yang ditunjuk teman-temannya sebagai pelaku setelah sandalnya mengenai pecinya.
Ia mengakui tindakannya, namun menegaskan tamparan itu sebagai bentuk teguran mendidik. Permintaan maaf juga sudah disampaikan kepada orang tua murid.
Namun, tiga bulan setelah kejadian, Zuhdi didatangi lima pria yang mengaku dari LSM. Mereka mengatasnamakan orang tua siswa meminta uang damai senilai Rp 25 juta dengan dalih telah ada laporan ke pihak kepolisian.
Zuhdi lantas menego nominal uang damai tersebut hingga Rp 12.5 juta. Karena tidak punya uang, ia dibantu teman-temanya untuk membayar.
Wakil Gubernur Taj Yasin menyampaikan keprihatinannya atas kejadian tersebut. Menurutnya, kasus seperti ini bukan hanya menyangkut individu guru dan murid, melainkan mencerminkan arah pendidikan saat ini.
Ia menegaskan, guru memang bukan sosok yang sempurna, namun menegur untuk membimbing adalah bagian dari tanggung jawab mereka.
“Kalau permasalahan kecil dibesarkan, akhirnya anak yang jadi korban. Kasus ini bahkan sempat viral. Anak jadi takut sekolah, guru tertekan, dan nama lembaga pendidikan ikut tercoreng,” ujarnya.
Wagub juga menyoroti pentingnya peran orang tua dalam pendidikan karakter anak. Ia menekankan parenting adalah kerja sama antara rumah dan sekolah, bukan saling menyalahkan.
Pemprov Jateng, kata dia, akan memperkuat program “Kecamatan Berdaya” dan menggalakkan edukasi hukum hingga tingkat lokal. Termasuk kolaborasi dengan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) dan paralegal, agar masyarakat tak mudah ditekan dalam kasus hukum serupa.
“Datang kan tidak harus materi, tapi membawa semangat perlindungan dan edukasi. Agar masyarakat tahu hak dan jalur yang tepat, bukan malah jadi korban tekanan,” tegasnya.
Taj Yasin mengajak semua pihak untuk menurunkan ego, saling memaafkan, dan kembali memusatkan perhatian pada misi utama pendidikan yakni membentuk anak-anak yang beradab dan bermanfaat.
Ia menegaskan agar guru kembali membimbing tanpa beban, murid diberikan pembinaan khusus, dan lembaga pendidikan memperkuat sistem karakter.
“Alhamdulillah bertemu Gus Yasin. Beliau menyampaikan akan mendampingi dan beri perlindungan. Selain itu akan berkoordinasi agar hukumnya bisa berjalan supaya guru seperti kami tidak takut ketika mengajar,” ucap Zuhdi.
Zuhdi mengaku, sudah puluhan tahun mengajar di sekolahnya dengan gaji Rp 450 ribu setiap empat bulan. Sehingga merasa berat jika arus membayar denda Rp 25 juta. Tetapi, denda akhirnya terbayar Rp 12,5 juta setelah mendapat bantuan dari teman-temanya.
Jurnalis: Lingkar Network
Editor: Utia Lil