BLORA, Beritajateng.id – Para pedagang Pasar Ngawen Blora yang terdampak insiden kebakaran satu tahun lalu, tepatnya Selasa, 9 Januari 2024, memutuskan mendirikan tenda darurat agar bisa berjualan.
Dari sekitar 1.000 pedagang terdampak, ada sekitar 100 hingga 200 pedagang yang mendirikan tenda di lorong dan dipinggir kios yang terbakar.
Salah satu pedagang, Ali, mengaku terpaksa mendirikan tenda darurat karena pihaknya bingung lantaran pembangunan kembali tidak segera dilakukan. Padahal sudah dilakukan peninjauan berkali-kali.
“Dulu Pak Presiden Jokowi juga sudah kesini, sampai berganti ya juga belum dibangun,” tuturnya.
Pihaknya terpaksa membuat lapak ala kadarnya agar tetap bisa berjualan. Sebab berdagang di Pasar Tradisional Ngawen adalah mata pencaharian sehari-hari.
“Ya meski panas, ya terpaksa. Mau bagaimana lagi,” tambahnya.
Ia berharap pemerintah segera membangun pasar tersebut. Sehingga para pedagang segera bisa berjualan dengan normal.
Sebelumnya, Bupati Blora Arief Rohman pasca pelantikan periode kedua, sudah melakukan lobi ke Kementrian PU untuk meminta bantuan pembangunan Pasar Ngawen.
“Kami di Kementerian PU bertemu Dirjen Prasarana Strategis, Bu Maulidya. Yang merupakan Direktorat baru bentukan Januari 2025 di Kementerian PU. Dengan tugas yang berfokus pada urusan revitalisasi madrasah, stadion atau sarana olahraga, hingga Pasar Ngawen,” jelas Bupati Arief saat dihubungi Jumat, 21 Februari 2025 lalu.
Selain melakukan lobi, Bupati Blora mempersiapkan plan B pembangunan Pasar Ngawen dengan mendatangkan investor untuk pembangunan pasar tersebut.
Diketahui, akibat kebakaran pada Pasar Ngawen itu total kerugian mencapai Rp 30,6 miliar. Rinciannya nilai bangunan Rp 15,5 Miliar, kerugian 60 pedagang kios sebesar Rp 608 juta, kerugian 800 pedagang los Rp 14,29 Miliar, dan kerugian 150 pedagang dasaran Rp 300 Juta. (Lingkar Network | Eko Wicaksono – Berajateng.id)