REMBANG, Beritajateng.id – Pedagang Kaki Lima (PKL) di kompleks Eyang Sambu keluhkan lantaran belum mendapat tempat berdagang secara permanen. Untuk itu, mereka mengusulkan solusi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang agar diberikan lokasi di area bekas Hotel Wijaya.
Ketua Paguyuban Jalan Eyang Sambu Lasem, Budi Santoso menyampaikan area bekas Hotel Wijaya merupakan lokasi yang strategis bagi para PKL untuk berjualan. Selain itu juga tidak terlalu jauh dari pusat keramaian Kota Pusaka Lasem.
Oleh sebab itu, dirinya meminta agar Pemkab Rembang dapat membebaskan lahan tersebut yang nantinya dapat dimanfaatkan para PKL di kompleks Eyang Sambu untuk berdagang. Dengan desain yang menarik, dirinya meyakini lokasi tersebut akan ramai dikunjungi wisatawan.
Baca Juga
Kurangi Macet Jalur Pantura Pati-Rembang, 10 Kantong Parkir Disiapkan
“Lokasi strategis. Juga tidak terlalu jauh pusat keramaian Kota Pusaka Lasem. Menurut kami disana bisa tembus Pasar Sumbergirang. Jadi semua mainan anak-anak, kuliner bisa masuk ke sana. Nanti dibuatkan gapura yang bagus. Dibuatkan lampu-lampu. Dikemas indah dan rapi. Setiap kendaraan mau masuk parkir ditarik,” ungkapnya.
Menanggapi uneg-uneg PKL, Bupati Rembang Abdul Hafidz menyampaikan soal lahan berjualan PKL akan tetap dicarikan solusi. Namun, jika harus menempati bekas Hotel Wijaya Pemkab Rembang harus berpikir dua kali.
Pasalnya dilokasi tersebut harga tanah per meternya cukup tinggi. Sehingga Pemkab Rembang harus mencari lokasi lain sebagai kantong parkir dan tempat berjualan PKL Eyang Sambu.
Baca Juga
Sepi Pembeli, 300 Los Pasar Kliwon Kudus Tak Dihuni
“Nanti dicari tempat strategis. Kalau minta di Hotel Wijaya, 1 meter minta Rp 6 juta, 44 meter, uangnya Rp 24 miliar. Itu jauh hari sudah ditanyakan. Kalau PKL urunan monggo saja. Jadi solusi paling mudah, sudah disampaikan camat. Semula arah Tuban nanti terakhir arah Tuban digunakan PKL,” ujarnya.
Bupati Hafidz menambahkan, para PKL di Lasem tidak perlu risau terkait permasalahan lokasi berjualan. Pasalnya jika jumlah kunjungan wisatawan meningkat, secara otomatis wisatawan akan mencari lokasi berjualan para PKL untuk sekedar makan atau minum. (Lingkar Media Network | Koran Lingkar)