PATI, Beritajateng.id – Menjelang Liga 2, Stadion Joyokusumo Pati tak bisa digunakan untuk home base Persipa bertanding. Hal itu dikarenakan Stadion Joyokusumo dinyatakan tidak lolos uji verifikasi oleh PSSI pusat.
Manajer Persipa Pati Dian Dwi Budiyanto menuturkan, belum tahu terkait gambaran stadion mana yang bakal jadi home base usai Stadion Joyokusumo dinyatakan tidak lolos uji verifikasi PSSI pusat. Dirinya mengaku pusing belum memikirkan alternatif lain terkait home base Persipa tersebut.
“Belum punya, pusing sekali,” ujar Dian saat dihubungi pada Rabu (27/4) melalui pesan singkat.
Meski begitu, untuk sementara waktu pihaknya tetap akan menempuh jalan lain. Dirinya bakal meminta penjelasan terkait sertifikasi rumput Stadion Joyokusumo dari pihak terkait.
Baca Juga
Kepastian Stadion Joyokusumo Pati sebagai Kandang Persipa Tunggu Verifikator
“Harus bisa mencari dan menempuh sertifikatnya. Yang bisa menghubungi dan punya hak adalah DPUTR sebagai perencana dan penguna anggaran. Kita hanya bisa menunggu bagaimana langkah DPUTR,” terangnya.
Selan itu, Dian akan mengancam jika hal ini tidak diindahkan. Pihak manajemen dan Patifosi akan turun ke jalan untuk menuntut kejelasan terkait adanya rumput stadion ini.
“Patifosi akan bersurat ke DPUTR. Kalau memang tidak ada tanggapan, Patifosi akan turun ke jalan menuntut kejelasan,” bebernya.
Tuntutan yang sama juga diungkapkan oleh Ketua Umum Persipa Pati, Joni Kurnianto. Ia mau pihak kontraktor dipanggil dan dapat menunjukkan sertifikasi yang ada. Ia tidak mau renovasi rumput yang menelan biaya tak sedikit itu menjadi sia-sia. Apalagi sebelumnya juga saat dibangun, rumput Stadion Joyokusumo disebut berstandar FIFA. Maka dari itu, ia meminta DPUTR maupun Dinporapar untuk mengurus sertifikat itu.
Baca Juga
Joni Kurnianto Tanggapi Persiapan Persipa Pati untuk Liga 2
“Harus segera diurus. DPUTR panggil kontraktornya. Bagaimana rumputnya kok tidak standar FIFA? (Kalau tidak bisa menunjukkan sertifikat) berarti menyalahi kontrak. Dalam kontrak katanya standar FIFA. Pemkab Pati harus menanyakan hal itu. Harus diselesaikan DPUTR. Jangan menghabiskan uang banyak, tetapi tidak bisa untuk main kan lucu,” tandas Joni.
Sebelumnya, penggantian rumput sintetis pada tahun 2020 lalu telah menelan biaya Rp 8,7 miliar. Waktu itu, seharusnya anggaran pembangunan Stadion Joyokusumo sebesar Rp19,99 miliar. Namun, karena adanya refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19, anggaran tersebut dipangkas dan hanya menyisakan Rp8,7 miliar. (Lingkar Media Network | Koran Lingkar)