Bandung, Beritajateng.id – Krisis pangan dan bahaya kelaparan merupakan masalah bersama bagi umat manusia. Kasus kekurangan pangan dan kelaparan meningkat setiap tahunnya. FAO-UN (2009) merilis data ada sekitar 1,02 milyar jiwa di seluruh dunia saat ini sedang mengalami kekurangan pangan dan kelaparan. Kondisi yang paling parah terjadi di negara-negara Afrika dan Asia Selatan. Bahkan, menurut UN (United Nations) Population Fund (2000) memprediksi pada tahun 2050, akan ada tambahan sekitar 2,32 milyar jiwa mengalami kekurangan pangan dan kelaparan yang tersebar di seluruh dunia. Hal tersebut dikarenakan perubahan iklim yang semakin berat.
Menyinggung tentang ancaman tersebut ada perkembangan disiplin ilmu yaitu Teknologi Pangan. menurut wikipedia Teknologi pangan adalah aplikasi ilmu pangan ke dalam sistem seleksi, pengawetan, pengolahan, pengemasan, distribusi, dan pemanfaatan sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang bersifat baik, aman, dan bergizi.
Adanya teknologi pangan sangat memengaruhi ketersediaan pangan. Dimana Alam menghasilkan bahan pangan secara berkala dalam periode tertentu, sementara kebutuhan manusia akan pangan bersifat kontinyu sehingga kita tidak mungkin menunda pemenuhan pangan sampai masa panen tiba. Oleh karena itu, terciptalah teknologi pengawetan sehingga makanan dapat disimpan untuk jangka waktu yang cukup lama.
Teknik pengawetan ini memungkinkan untuk mendistribusikan bahan pangan ke seluruh penjuru dunia tanpa khawatir bahan pangan akan rusak. Teknologi pangan memungkinkan satu produk memiliki masa kedaluwarsa yang lebih lama dengan mengubah bahan makanan menjadi makanan lain yang lebih tahan lama atau mengubah bentuknya sehingga tidak cepat basi. Sebagai contoh adalah susu sapi. Teknologi pangan memungkinkan perubahan bentuk dari susu cair menjadi susu bubuk yang lebih awet atau mengubah susu menjadi keju sehingga dapat disimpan lebih lama.
Dewasa ini masyarakat indonesia juga sudah semakin peduli dengan ketersediaan pangan dimasa depan. salah satunya adalah banyak diminatinya program studi atau jurusan teknologi pangan oleh genersai millenial dan Gen Z. dimana mahasiswa akan mendapatkan skill basic dan keahlian lanjutan dalam sistem seleksi, pengawetan, pengolahan, pengemasan, distribusi pangan.
Salah satu Universitas di Bandung yang fokus pada disiplin ilmu teknologi pangan adalah Ma’soem University yang beralamat di Jl. Raya Cipacing No. 22 Jatinangor 45363 Jawa Barat. atau untuk informasi lebih lanjut kita bisa menghubungi Telp : 022 7798340 dan Whatsapp : 08156033022. Adapun Alamat e-mail Ma’soem University yaitu : info@masoemuniversity.ac.id.
Mengingat adanya isu ancaman pemanasan global dan perubahan iklim, Kami Menyimpulkan Disiplin Ilmu Teknologi Pangan dimasa depan akan banyak dibutuhkan oleh UMKM maupun korporat besar hal ini dikuatkan dengan fakta bahwa negara Indonesia adalah salah satu lumbung pangan dunia. selain itu pemenuhan kebutuhan dunia akan pangan juga sudah menjadi isu global jadi tidak menutup kemungkinan Lulusan dari disiplin ilmu ini akan dibutuhkan oleh dunia internasional. (Anas Makruf – Lingkar Media Group)