REMBANG, Beritajateng.id – Anggota DPRD Rembang, Anjar Krisniawan mendorong perlunya regulasi yang kuat dari pemerintah untuk pengembangan budidaya anggur lokal. Pernyataan ini muncul di tengah tingginya angka impor anggur di Indonesia, yang mencapai 116 ribu ton atau setara Rp 6,5 triliun pada tahun 2023.
Anjar menilai bahwa peluang besar dalam budidaya anggur seharusnya bisa dimanfaatkan oleh petani lokal untuk mengurangi ketergantungan pada impor.
“Daripada impor, kalau petani bisa memenuhi pangsa pasar sendiri, kenapa tidak?,” ujar Anjar.
Ia menekankan bahwa pemerintah perlu memberikan dukungan lebih, baik dalam bentuk regulasi maupun insentif, agar petani dapat mengembangkan budidaya anggur dengan lebih optimal.
Meskipun potensi budidaya anggur di Indonesia termasuk di Rembang sangat besar, namun berdasarkan data, tanaman anggur produktif di wilayah tersebut justru menurun.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Rembang, Agus Iwan Haswanto menjelaskan dari 289 batang pada tahun 2023, kini hanya tersisa 159 batang pada tahun 2024.
“Dua tahun terakhir tidak ada perkembangan signifikan, ini menjadi tantangan kita semua,” kata Agus.
Sementara Ketua Kelompok Tanaman Buah Sepanjang Tahun Dan Semusim Direktorat Buah Dan Florikultura Kementerian Pertanian Sri Haryati menyampaikan Indonesia masih mengimpor buah anggur hingga 116 ribu ton atau setara dengan Rp 6,5 triliun pada tahun 2023 kemarin.
Sri menyatakan peluang pasar anggur sangat terbuka. Apalagi Indonesia didukung iklim tropis, sehingga memungkinkan panen dua kali setahun.
“Anggur varian impor bisa tumbuh dan berkembang dengan baik di wilayah Indonesia. Hampir seluruh provinsi sudah ada penggiat-penggiat anggur. Total sudah terbentuk petani anggur 41 DPD di Indonesia, Kabupaten Rembang belum,” ungkap Sri. (Lingkar Network | Beritajateng.id)