PATI, Beritajateng.id – Kepala Desa Tawangharjo, Kecamatan Wedarijaksa Pati Sudarmono akhirnya meminta maaf kepada para warga atas permasalahan pengisian perangkat desa yang menyangkut Selamet Riyadi sebagai perades terpilih.
Kades Sudarmono meminta maaf setelah ada audiensi antara massa aksi yang menggelar demo di depan balai desa pada Kamis, 7 November 2024. Dalam pernyataan maafnya, ia tidak menyangkal semua tuduhan.
”Mas Selamet Riyadi sudah menjelaskan secara jelas. Itu sudah pernyataan Mas Selamet. Insya Allah apa yang disampaikan Mas Selamet, yang dibilang Mas Selamet, ya sama saja. Sama saja (dari saya),” kata Sudarmono dalam audiensi.
Ia akhirnya meminta maaf kepada para warga atas kejadian yang membuat warga Desa Tawangharjo khususnya Dukuh Tapen merasa geram.
”Saya mohon maaf sebesar-besarnya atas apa yang menjadi ketidakkenyamanan panjenengan. Jadi, memang ini semuanya memang ada kata maaf dari saya. Saya maaf hari ini panjenengan kurang ada pemikiran yang baik,” ujar Sudarmono.
Dalam audiensi tersebut, salah satu kerabat Selamet yang merupakan perwakilan massa yakni Wakhid menyampaikan bahwa para warga Dusun Tapen akan mengawal Selamet menjadi Kadus Tapen Kidul hingga SK Pj Bupati Pati keluar.
”Warga Tapen ke sini untuk mendampingi keponakan saya, Selamet Riyadi agar menjadi perangkat desa, Kepala Dusun Tapen Kidul,” ujar Wakhid.
Diketahui, ratusan warga Desa Tawangharjo kembali menggelar aksi protes pengisian perades di depan balai desa karena aksi ebelumnya pada Rabu malam, 6 November 2024 di depan rumah Kades Sudarmono tidak membuahkan hasil.
Aksi protes tersebut muncul karena terdapat dugaan intimidasi dan suap dalam pengisian perades pada posisi Kepala Dusun (Kadus) atau Kamituwo Tapen. Hal ini lantaran Perades Tawangharjo terpilih yakni Selamet Riyadi mengaku diberi sejumlah uang senilai Rp 200 juta oleh dari beberapa orang agar ia mundur dari pencalonan Kadus Tapen pada Selasa, 5 November 2024. Namun, Selamet menolak percobaan suap tersebut.
Berdasarkan keterangan Selamet, percobaan penyuapan itu terjadi karena Selamet mendapatkan poin tertinggi dari tiga calon perades terpilih lainnya yang telah diumumkan di Balai Desa Tawangharjo pada Senin, 4 November 2024.
Permasalahan tersebut membuat Selamet dipanggil sejumlah pihak di Punden Singopadu pada Rabu sore, 6 November 2024. Ia kembali dibujuk agar mengundurkan diri dari perades.
”Di sana juga dihadiri camat juga. Ditengahi Petinggi Suwaduk. Beliau mengutarakan ada dua opsi. Opsi pertama menjadi Kadus dan opsi kedua mengundurkan diri. Sebagai gantinya kades memberikan rekomendasi saat pengisian perangkat desa (menjadi) kasi pelayanan. Sebagai imbalannya mendapatkan uang Rp 200 juta cash,” ujar Selamat.
Usai pertemuan tersebut, pihak keluarga Selamet sepakat agar ia tetap pada posisinya sebagai perades. Sehingga, uang Rp 200 juta dikembalikan ke Kades Sudarmono dan surat pengundurannya dicabut. (Lingkar Network | Beritajateng.id)