GROBOGAN, Beritajateng.id – Pedagang kuliner di Grobogan mengeluhkan kenaikan harga cabai. Mursid (50) salah pedagang bakso menyebut kenaikan harga cabai itu mengurangi keuntungan.
“Untuk harga bakso tidak dinaikan, pelanggan bisa-bisa jadi kabur. Terpaksa dampak kenaikan harga (cabai) buat kita saja,” katanya, Minggu, 28 Juli 2024.
Meskipun harga cabai naik, Mursid tak berani menaikan harga bakso. Ia takut pelanggan akan pergi meninggalkannya. Untuk itu ia harus bersabar karena keuntungan kian menipis.
Mursid berharap harga cabai kembali turun stabil seperti biasanya. “Harapannya harga cabai kembali stabil agar kita pedagang kecil mendapat keuntungan layak,” ujarnya.
Sementara Yanti salah satu pedagang cabai di Pasar Induk Purwodadi mengatakan harga cabai dari berbagai jenis mengalami kenaikan harga. Mulai dari cabai rawit, cabai keriting maupun cabai hijau.
“Untuk cabai rawit (cabai setan) harga sebelumnya Rp 60 ribu kini naik Rp 70 ribu, cabai caplak biasa dari Rp 20 ribu naik jadi Rp 24 ribu, untuk cabai hijau saat ini kisaran Rp 61 ribu, dari harga Rp 50 ribu,” katanya.
Akibat pembelian barang menurun sehingga omsetnya pun ikut turun. “Yang sebelumnya beli satu kilogram saat ini paling-paling hanya membeli setengah kilogram,” terangnya.
Ia mengaku tidak berani ambil stok banyak lantaran naik-turunnya cabai sangat cepat. Ia mengambil stok dengan perkiraan stok langsung habis terjual.
“Paling kisaran 20-25 kilogram per hari dari berbagai jenis cabai. Untuk omzetnya kisaran Rp 6-7 juta per harinya,” pungkasnya. (Lingkar Network | Eko Wicaksono – Beritajateng.id)