PATI, Beritajateng.id – Jumlah kasus DBD di Pati semakin meningkat dengan jumlah penderita mencapai 625, 4 orang diantaranya meninggal dunia sepanjang Januari hingga Desember 2024.
Menyoroti hal ini, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati Kastomo memberikan saran kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) agar lebih serius menangani kasus itu. Misalnya, menggerakkan seluruh tenaga dan kader kesehatan untuk terjun langsung ke masyarakat.
“Mohon Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati melalui Dinkes betul-betul melakukan penanganan dengan serius. Pegawai kesehatan dan kader kesehatan desa juga harus langsung turun, tidak hanya mengimbau dan sosialisasi saja dengan teori,” ujarnya pada Kamis, 19 Desember 2024.
Menurutnya, untuk menangani kasus DBD diperlukan suatu program yang fokus menurunkan jumlah kasus.
“(Program) Jaga RT yang langsung dipegang oleh ketua RT dan pengurusnya. Yang mana, mereka berperan dalam pelaksanaan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) setiap minggunya,” ujarnya.
Tak hanya meminta kepada Pemkab, pihaknya melakukan imbauan secara langsung kepada masyarakat agar melakukan PSN secara rutin. Hal itu dilakukan saat Kastomo hadir dalam agenda silaturahmi serta serap aspirasi bersama PAC Muslimat dan Fatayat NU Winong di Aula Pertemuan H. Syahid, Desa Tawangrejo, Kecamatan Winong, beberapa hari lalu.
“Warga saya imbau agar melakukan prosedur 3M, yaitu menguras, menutup, dan mengubur tempat-tempat yang bisa menjadi genangan air seperti bak mandi, drum air, atau toren air. Masyarakat harus menggunakan obat anti nyamuk, baik lotion, semprotan, atau obat bakar anti-nyamuk di dalam rumah atau saat beraktivitas di luar ruangan,” paparnya.
Sebelumnya, Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Pati, dr. Salis Diah Rahmawati mengatakan bahwa pada Agustus 2024 kasus DBD mencapai 31 kasus, September 2024 mencapai 37 kasus, Oktober 2024 mencapai 45 kasus dan November 2024 mencapai 42 kasus, dan 1-15 Desember 2024 mencapai 19 kasus.
Dari data tersebut, lanjut dia, kasus DBD di Kabupaten Pati dapat dinyatakan meningkat jika dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya.
“Ini kan yang sudah fiks DB kan sudah dilakukan pemeriksaan laboratorium, yang lain masih suspek. Sampai Desember ini sudah 19, Minggu kedua tanggal 15. Meningkat, bisanya kita melihat pada suspek,” ujarnya pada Senin, 16 Desember 2024.
Dia menyebut, meningkatnya kasus DBD disebabkan oleh cuaca saat ini yang sering hujan. Faktor tersebut diperparah dengan rendahnya kesadaran masyarakat dalam melakukan pencegahan yakni dengan gerakan PSN.
“Ada dua faktor, cuaca ya, kesadaran juga iya. Biasanya akhir tahun itu naik, apalagi kalau cuaca seperti ini itu biasanya trennya naik,” imbuhnya. (Lingkar Network | Setyo Nugroho – Beritajateng.id)