PATI, Beritajateng.id – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Pati meningkat pada awal musim hujan. Masyarakat diimbau untuk lebih giat melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pati, kasus DBD sepanjang 2024 telah mencapai 606 dengan korban meninggal dunia sebanyak 4 orang.
Hal ini diungkap oleh Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Pati, Salis Diah Rahmawati.
“Ini kan yang sudah fiks DB kan sudah dilakukan pemeriksaan laboratorium yang lain masih suspek. Sampai Desember ini sudah 19, Minggu kedua tanggal 15. Meningkat, bisanya kita melihat pada suspek,” ujarnya pada Senin, 16 Desember 2024.
Meningkatnya kasus DBD di Pati, lanjut dia, disebabkan oleh cuaca saat ini yang tengah mengalami musim penghujan. Faktor tersebut diperparah dengan rendahnya kesadaran masyarakat dalam melakukan pencegahan.
“Ada dua faktor, cuaca ya, kesadaran juga iya. Biasanya akhir tahun itu naik, apalagi kalau cuaca seperti ini itu biasanya trennya naik,” paparnya.
Salis menyebut, kasus DBD di Kabupaten Pati didominasi oleh anak-anak dibawah 18 tahun. Mereka rentan terserang DBD lantaran daya tahan tubuhnya masih rendah dan sering beraktivitas di lingkungan yang menjadi sarang nyamuk penyebab DBD.
“Kalau dari usia kebanyakan anak-anak. Mungkin daya tubuh rendah ya, sama mobilitas tinggi, sering main di karangan (pekarangan rumah). Tapi tidak menuntut kemungkinan orang dewasa terkena,” lanjut dia.
Di Kabupaten Pati, wilayah yang sering terjadi kasus DBD dengan jumlah paling banyak yakni Kecamatan Margoyoso dan Trangkil. Baru-baru ini, Kecamatan Tambakromo mengalami peningkatan kasus DBD yang signifikan.
“Yang paling tinggi biasanya kalau ndak Margoyoso, Trangkil, dari tahun ke tahun. Cuma akhir tahun yang sedang meningkat itu Tambakromo, suspeknya meningkat,” ucapnya.
Untuk mengatasi kasus DBD, pihaknya mengimbau masyarakat untuk melakukan PSN secara rutin. Selain itu, pemberian Abate dilakukan oleh Puskesmas ke lokasi-lokasi yang menjadi sarang nyamuk serta melakukan fogging fokus. (Lingkar Network | Setyo Nugroho – Beritajateng.id)