SEMARANG, Beritajateng.id – Permen Squid Game yakni dalgona yang terinspirasi dari film Korea Selatan hingga tanghulu (sate buah karamel) meramaikan jajanan di event Dugderan Semarang.
Selain makanan ala Korea yang tengah viral tersebut, di event tersebut dapat dijumpai pula mainan anak tradisional berbentuk perabotan memasak berukuran kecil dari tanah. Warga Semarang biasa menyebut barang yang digemari anak perempuan itu barang pecah-pecahan.
Salah seorang penjual kerajinan gerabah asal Semarang Muagiasih mengaku telah berjualan “pecah-pecahan” sejak 20 tahun silam.
“Alhamdulillah ya kalo rame omsetnya ya lumayan bisa satu jutaan lebih setelah seminggu buka, tapi kalau sampai akhir belum tahu, saya sejak dulu disini terus, ” ujarnya.
Selain itu, terdapat mainan dari kerajinan bambu seperti suling, peluit, gangsing, dan lainnya. Biasanya kerajinan bambu ini digemari oleh anak laki-laki.
Yang tak kalah menarik dari berbagai pernak-pernik di Dugderan ini adalah adanya barang unik yakni kapal otok-otok bertenaga uap. Mainan berbentuk kapal mini itu terbuat dari seng dan dapat bergerak diatas air menggunakan energi panas yang berasal dari pembakaran kapas dan minyak goreng.
Salah seorang warga Semarang, Beni menceritakan bahwa sejak dahulu Dugderan memang dikenal dengan pasar malam dan penjual aneka kerajinan, terutama permainan anak-anak. Namun seiring berkembangnya zaman hanya beberapa saja yang masih bertahan.
“Memang sejak saya kecil seperti Dugderan di tahun 80-an itu paling banyak ya penjual kerajinan, dan mainan,” ujarnya.
Walaupun harus beriringan dengan perkembangan zaman, namun beberapa tradisi masih bertahan. Kini warga Semarang mulai membangkitkan kembali tradisi-tradisi yang sempat lemas itu dengan antusias meramaikan Dugderan menjelang Ramadan. (Lingkar Network | Syahril Muadz – Beritajateng.id)