REMBANG, Beritajateng.id – Sektor pariwisata di Kabupaten Rembang menghasilkan perputaran uang sekitar Rp 2,9 triliun dalam kurun waktu sembilan tahun terakhir.
Sebagai daerah yang terletak di wilayah pantai utara, Rembang memiliki banyak destinasi wisata pantai dan sektor pariwisata yang berpengaruh terhadap perekonomian. Diketahui, sepanjang rentang tahun 2016 hingga 2024, perputaran uang dalam sektor pariwisata di Rembang mencapai Rp 2,9 triliun.
Nilai tersebut berasal dari kunjungan wisatawan domestik yang mencapai 14,5 juta tepatnya 14.504.470 orang dan 1.222 wisatawan mancanegara. Diperkirakan, setiap wisatawan domestik menghabiskan sekitar Rp 200 ribu per kunjungan.
“Jika dihitung, dengan 14,5 juta wisatawan domestik saja, uang yang beredar sudah mencapai sekitar Rp 2,9 triliun. Ini hanya dari sektor pariwisata,” ujar Bupati Rembang, Abdul Hafidz pada Kamis, 7 November 2024.
Hafidz mengatakan bahwa sebagian besar destinasi wisata di Rembang dikelola oleh masing-masing desa. Kecuali, Taman Rekreasi Pantai (TRP) Kartini dan Museum RA Kartini yang dikelola langsung oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab).
“Selain itu, mulai dari Tasikharjo, Balongan, Pakis, hingga Candimulyo dikelola oleh desa masing-masing. Kami tidak masalah, yang penting memiliki dampak ekonomi bagi warga,” ujarnya.
Berdasarkan data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Rembang, jumlah kunjungan wisatawan domestik pada 2019 sempat melonjak hingga 2.125.919 wisatawan. Jumlah tersebut meningkat 316.106 dari tahun sebelumnya. Namun, pada 2020 jumlah wisatawan sempat merosot hingga menjadi 9.56.363 akibat pandemi Covid-19.
Pada 2023, kunjungan wisatawan di Kabupaten Rembang kembali merangkak dengan total 2.196.014 wisatawan domestik. Jumlah tersebut menjadi yang tertinggi sejak tahun 2016.
Sedangkan per Agustus 2024, kunjungan wisata domestik telah mencapai 1.845.606 orang dengan 19 wisatawan mancanegara. (Lingkar Network | Setyo Nugroho – Beritajateng.id)