SALATIGA, Beritajateng.id – Puluhan pedagang Pasar Pagi di Pasar Raya Jalan Jenderal Sudirman, Salatiga menggeruduk Kantor Wali Kota, Senin sore, 28 April 2025. Mereka kompak memakai baju warna hitam untuk beraudiensi dengan Wali Kota Salatiga terkait rencana relokasi Pasar Pagi.
“Kami keberatan jika direlokasi karena harus mulai dari awal lagi. Pedagang merasa khawatir terkait adanya rencana relokasi pedagang Pasar Pagi ke Pasar Rejosari,” kata salah seorang pedagang Pasar Pagi, Emil.
Menurutnya, jumlah pedagang Pasar Pagi saat ini telah mencapai sekitar 1.000 orang.
”Pedagang resah jika harus pindah. Kami menolak dipindah,” ujarnya.
Senada, pedagang lain Istiatun mengaku khawatir relokasi akan berpengaruh pada pendapatan.
”Takutnya nanti kalau dipindah jadi sepi. Karena kita sudah lama berjualan di tempat itu,” katanya.
Sebagai pedagang, kata Isti, lokasi Pasar Pagi yang berada di Jalan Jendral Sudirman, Kota Salatiga sangat strategis. Ekosistem jual beli sudah terbentuk sejak puluhan tahun lalu dan sudah banyak langganan. Sehingga ketika pindah akan membuat dirinya kerepotan.
”Pelanggan sudah cukup banyak. Sebagai orang desa yang bisa diandalkan hanya Pasar Pagi itu,” ucapnya.
Pengurus salah satu kelompok pedagang Pasar Pagi, Suniprat menyatakan bahwa merelokasi pedagang tidak semudah membalikan telapak tangan. Pasalnya, ada beberapa hal yang harus dikaji secara mendalam.
“Kalau dipindah ke Pasar Rejosari, lingkungan di sana harus dikondisikan. Jangan sampai kami nantinya jadi penyebab dampak pemindahan Pasar Pagi,” ujarnya.
Ia meminta pedagang dilibatkan secara aktif dalam mengkaji tempat relokasi pedagang Pasar Pagi. Sebab menurutnya hal itu menyangkut nasib ribuan pedagang.
Sementara itu, Wali Kota Salatiga Robby Hernawan menyatakan, relokasi pedagang Pasar Pagi harus dilakukan untuk kepentingan pembangunan. Rencananya kawasan Jalan Jenderal Sudirman akan di revitalisasi dan di lahan Pasar Raya 2 akan di bangun Mall.
“Salatiga harus punya ikon. Jalan Jenderal Sudirman akan kita revitalisasi. Maka kawasan Jalan Jenderal Sudirman harus tidak ada pasar tumpah.(Pasar Pagi). Oleh karena itu, kami melakukan sosialisasi kepada pedagang. Kita juga tidak langsung memindah pedagang,” ujarnya.
Robby mengatakan, apabila pedagang Pasar Pagi tidak bersedia dipindah ke Pasar Rejosari, pihaknya akan membuka ruang untuk duduk bersama mencari solusi terbaik.
“Kita bisa diskusi, mana tempat yang paling tepat untuk relokasi. Sebab suja atau tidak suka, pedagang pasar pagi harus kita pindah untuk kepentingan pembangunan,” tegasnya. (Lingkar Network | Angga Rosa – Beritajateng.id)