SALATIGA, Beritajateng.id – Rencana relokasi pedagang Pasar Pagi Salatiga yang disampaikan Wali Kota Robby Hernawan dalam rapat paripurna DPRD, Senin, 26 Mei 2025, menuai penolakan dari 4 fraksi. Bahkan isu relokasi Pasar Pagi menjadi pemicu 4 fraksi di DPRD Salatiga mengajukan usulan hak angket.
Pasalnya, mereka menilai kebijakan tersebut belum memiliki landasan perencanaan yang matang dan berpotensi merugikan pedagang kecil. Dalam penjelasannya, Wali Kota Salatiga Robby Hernawan menegaskan bahwa relokasi bukan berarti penggusuran ataupun pengurangan jumlah pedagang.
“Konsepnya adalah pemindahan lokasi berjualan. Jumlah pedagang tetap, jam operasional pun tidak berubah. Kami pastikan hak-hak mereka tetap dilindungi,” ujarnya di hadapan anggota DPRD.
Perputaran Ekonomi Capai Rp 300 Juta Per Hari, Rencana Relokasi Pasar Pagi Salatiga Ditolak
Robby menyebut, relokasi Pasar Pagi merupakan bagian dari penataan kawasan Jalan Jenderal Sudirman Salatiga yang termasuk dalam proyek strategis nasional. Dasar hukumnya mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun 2009 tentang percepatan pembangunan kawasan Kendal–Semarang–Salatiga–Demak–Grobogan.
Namun, penjelasan tersebut dinilai belum cukup meyakinkan oleh sejumlah anggota dewan. Juru bicara Fraksi PKS, Nono Rohana, menyampaikan bahwa wali kota tidak menyertakan rencana yang terukur.
“Tidak ada studi kelayakan, tidak dijelaskan analisis dampaknya bagi pedagang, apalagi lokasi alternatif yang jelas. Yang dilakukan baru sebatas sosialisasi. Ini belum layak disebut rencana,” tegasnya.
Relokasi Pasar Pagi Disebut untuk Kepentingan Pembangunan Salatiga, Pedagang Menolak
Penolakan juga datang dari Fraksi NasDem, Gerindra, dan Demokrat. Mereka kompak menolak jawaban wali kota terkait relokasi, karena dianggap belum berpihak pada pedagang kecil dan rentan menimbulkan gejolak sosial.
“Relokasi bukan soal memindah tempat saja. Ini menyangkut mata pencaharian ribuan warga. Harus ada jaminan keamanan ekonomi bagi mereka,” ujar salah satu perwakilan Fraksi Demokrat Antonius Doohan Kuswirasetiawan.
Jurnalis: Angga Rosa
Editor: Sekar S