PATI, Beritajateng.id – RSUD Soewondo Pati mengungkap kondisi korban meninggal akibat keracunan massal bernama Sunarmi (70), warga Desa Jepuro RT 01/RW 01, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati.
Berdasarkan keterangan Wakil Direktur Pelayanan RSUD Soewondo Pati, dr. Ali Muslihin, korban dilarikan ke RSUD Soewondo Pati pada Senin, 23 Desember 2024 dalam keadaan lemah. Korban mengalami mual, muntah dan diare serta menggigil lantaran tekanan darahnya rendah sehingga mengalami syok hipovolemik dan harus dirawat di Unit Gawat Darurat (UGD).
“Jadi datang itu, Bu Sumarni itu datang malam hari jam 10-an kira-kira. Itu dengan kondisi mual, muntah, diare tadi, kemudian menggigil, kemudian lemah. Tensinya cuma 70, terus nadinya cepat,” jelasnya pada Kamis, 2 Januari 2025.
Usai ditangani di UGD, kata dr. Ali, syok hipovolemik korban dapat teratasi. Selanjutnya RSUD Soewondo menangani masalah mual, muntah dan diare yang dialami korban. Dalam penanganannya dr. Ali menyebut bahwa semua keluhan itu berhasil disembuhkan.
Namun, dr. Ali mengatakan bahwa ternyata terdapat radang paru-paru saat dilakukan proses ronsen. Menurutnya, kondisi tersebut menjadi penyebab korban mengalami demam tinggi hingga tubuhnya menggigil.
“Pada ronsennya itu juga ada radang paru. Mungkin itu yang menyebabkan panas. Hb-nya drop 5,3 itu untuk berdiri saja sempoyongan. Ditangani bersama penyakit dalam,” paparnya.
Setelah 4 hari dirawat, korban dinyatakan pulih dan diperbolehkan pulang. Korban keluar dari RSUD Soewondo pada pukul 13.30 WIB dan tiba di rumah pukul 20.00 WIB, Sabtu, 28 Desember 2024.
“Hari demi hari ada perbaikan, dan panas sudah reda. Mual, muntah sudah hampir tidak ada, diare sudah berhenti. Makan sudah mau, HB terakhir di check 10, sudah bagus. Kemudian di hari ke-3 tambah baik, hari ke-4 tambah baik lagi. Sama Pak dokter dalam-nya diperbolehkan pulang. Itu dibolehkan pulang itu sore jam setengah dua, sampai rumah jam 8 hari Sabtu,” jelas dr. Ali.
Namun, setelah satu hari di rumah tepatnya pada Minggu, 29 Desember 2024, korban meninggal dunia pukul 13.20 WIB. korban merupakan satu diantara 161 warga yang mengalami keracunan massal diduga akibat mengkonsumsi lontong opor.
Terkait kondisi korban sebelum mengalami keracunan yakni tidak bisa jalan kaki karena cedera pangkal paha, menurut dr. Ali hal itu tidak berkaitan dengan kasus keracunan maupun penyebab meninggalnya korban.
“Dari riwayat itu dulu pernah jatuh. Dari pemeriksaan itu ada ditemukan patah pangkal paha. Itu sudah lama. Kalau lumpuh tidak, tapi tidak bisa jalan karena yang satu tidak bisa napak kalau jalan. Pangkal pahanya juga, tapi itu tidak ada hubungannya,” ungkapnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pati, Aviani Tritanti Venusia mengatakan bahwa korban sebelumnya sudah mengalami sakit.
“Namun meninggalnya di rumah, setelah pulang dengan kondisi membaik dari Soewondo. Sebelum terdampak kasus ini, pasien tersebut memang sudah dalam kondisi sakit lama, namun di rawat di rumah oleh keluarganya,” ucapnya, Senin, 30 Desember 2024. (Lingkar Network | Setyo Nugroho – Beritajateng.id)