PATI, Beritajateng.id – Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada akhirnya memutuskan untuk mengusung pasangan Budiono dan Novi Eko Yulianto dalam Pemilihan Bupati (Pilbup) Pati 2024. Pada Kamis malam, 29 Agustus 2024, PPP bersama Partai Amanat Nasional (PAN) mendatangi Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pati di detik-detik terakhir masa pendaftaran calon.
Keputusan PPP ini menimbulkan banyak pertanyaan, terutama setelah pada hari sebelumnya, Rabu, 28 Agustus 2024, PPP disebut-sebut bakal bergabung dengan koalisi Partai Gerindra, Nasdem, dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk mendukung pasangan Sudewo-Chandra.
Bahkan Ketua Desk Pilkada PPP Kabupaten Pati Suwito terlihat hadir memberikan dukungan saat pendaftaran Sudewo-Chandra ke KPU.
Menanggapi hal ini, Sudewo mengaku sedikit kecewa dengan keputusan PPP yang tidak jadi bergabung dalam koalisinya. Saat dikonfirmasi pada Kamis malam, Sudewo menyebut bahwa sebelumnya PPP baru berstatus sebagai partai pendukung, bukan sebagai partai pengusung. Meski demikian, ia tetap berharap agar PPP segera melengkapi dokumen untuk bisa disahkan sebagai partai pengusung.
“Selain itu, pasca pendaftaran, malamnya, yakni Rabu malam sekitar jam 20.00 WIB di cafe Omah Jahe sebelah barat RS Mitra Bangsa, kami bertemu dengan saudara Suwito, Ketua Desk Pilkada PPP Kabupaten Pati. Pembicaraan dalam koordinasi tersebut bahwa kami tetap mengajak PPP supaya tetap berada dalam koalisi kami,” ujar Sudewo, mengungkapkan rasa kecewanya.
Sudewo juga mengakui bahwa kegagalan dirinya dipinang oleh PPP sudah diprediksi sebelumnya. Ia bahkan tak segan menyebut bahwa PPP adalah salah satu aktor yang berniat menggagalkan dirinya dan Risma Ardhi Chandra untuk maju dalam Pilbup Pati.
“Karena dari sejak awal memang niatnya kepada kami tidak baik. PPP adalah salah satu aktor yang ingin menggagalkan kami sebagai calon. PPP adalah aktor pembentukan calon tunggal,” cetus Sudewo.
Meskipun kecewa, Sudewo tetap menghormati keputusan PPP untuk mengusung calon sendiri. Ia menekankan pentingnya menjaga proses demokrasi yang terbuka dan memberikan pendidikan politik yang baik bagi masyarakat.
“Kalau persoalan PPP memutuskan mengusung calon yang lain, itu sepenuhnya haknya PPP dan kami hormati. Kita laksanakan demokrasi Pilkada ini dengan etika moral dan melaksanakan demokrasi ini dengan aman dan kondusif,” tutupnya. (Lingkar Network | Arif Febriyanto – Beritajateng.id)