REMBANG, Beritajateng.id – Ratusan personel Tim Reaksi Cepat (TRC) mengikuti pengembangan kapasitas Tim Reaksi Cepat melalui latihan gabungan water rescue. Kegiatan yang dilaksanakan di Pantai Karangjahe, Desa Punjulharjo, Kecamatan Rembang itu digelar selama dua hari mulai 30-31 Juli 2024.
Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah Bergas Catursasi Penanggungan mengatakan bahwa kegiatan ini dihadiri BPBD Rembang, BPBD Blora, BPBD Pati, BPBD Kudus, dan BPBD Bojonegoro dari Jawa Timur. Kegiatan ini juga dibantu dengan kehadiran TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, Polair, Basarnas, dan PMI.
“Momen kali ini merupakan latihan gabungan yang juga dibantu oleh para relawan kebencanaan untuk melakukan simulasi water rescue,” ucapnya di Rembang, baru-baru ini.
Ia berharap, kolaborasi ini bisa meningkatkan sinergitas dan kesiapsiagaan antarinstansi. Pola asah, asih, dan asuh juga diterapkan untuk meningkatkan kekuatan dalam melakukan pertolongan ketika ada sesuatu hal yang tidak diinginkan.
“Water rescue memang sengaja dikedepankan karena potensi bencana atau kecelakaan adalah musibah yang ada di air,” ujarnya.
Upaya ini, kata dia, juga selaras dengan potensi kerawanan terjadinya musibah kecelakaan yang dialami para nelayan baik perahu maupun kapal.
“Kegiatan ini diharapkan bisa meningkatkan kemampuan dan kapasitas BPBD pada khususnya untuk melakukan penyelamatan ketika ada hal yang tidak diinginkan yang dialami para nelayan di laut,” tuturnya.
Bergas menjelaskan dipilihnya water rescue karena Kabupaten Rembang sering terjadi kecelakaan berupa kapal tenggelam.
“Sehingga dengan latihan gabungan itu dapat bersama-sama saling membantu untuk menyelamatkan korban yang tenggelam,” imbuhnya.
Sementara itu, Kalakhar BPBD Rembang Sri Jarwati membenarkan bahwa peristiwa kapal tenggelam sering terjadi di perairan Pulau Jawa.
“Terakhir kapal tenggelam dialami nelayan dari KM. Soneta pada pekan lalu,” ucapnya.
Kegiatan ini, kata dia, merupakan simulasi penyelamatan korban musibah kapal tenggelam yang berjalan 1 km dari bibir pantai Karangjahe. Tim gabungan yang ikut kegiatan ini akan dibagi beberapa kru yang memiliki peran pencarian korban kapal tenggelam.
“Untuk tim yang menyimulasikan sebagai nelayan korban kapal tenggelam adalah Basarnas. Titik lokasi pencarian sendiri disiapkan tim dari Basarnas,” paparnya.
Tidak hanya penyelamatan di laut, simulasi penanganan medis di bibir Pantai Karangjahe juga turut dilaksanakan.
“Skenarionya adalah BPBD Rembang dihubungi nelayan yang kapalnya karam. Kemudian BPBD Rembang meminta pertolongan juga kepada instansi lain seperti BPBD wilayah lain, TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, maupun Polairud untuk melakukan penyelamatan. Kru penolong memang sengaja disimulasikan gabungan dengan instansi lain yang berkompeten termasuk Basarnas,” urainya.
Lebih lanjut, ia berharap kegiatan ini juga bisa meningkatkan silaturahmi antar-BPBD yang ada di wilayah Muria Raya serta lebih baik dalam menerapkan visi serta misi kemanusiaan.
“Diharapkan dengan kegiatan ini instansi terkait semakin kompak dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat terlebih saat terjadi bencana maupun kejadian lainnya yang membutuhkan bantuan banyak pihak,” jelas dia.
Pada kesempatan yang sama, Penjabat (Pj) Pasi Ops Kodim Rembang Lettu Arhanud Muhammad Fahrudin mengatakan bahwa dalam kegiatan water rescue itu peserta dilatih teknik pencarian dan penyelamatan korban tenggelam saat cuaca ekstrem.
“Ini pernah terjadi tahun yang lalu. Sampai beberapa hari, beberapa minggu nelayan tidak berani keluar,” ujarnya. (Lingkar Network | Beritajateng.id)