REMBANG, Beritajateng.id – Naiknya harga minyak, membuat sejumlah produsen kerupuk Kabupaten Rembang mengeluh. Hal ini diakibatkan, harga minyak goreng curah saat ini mencapai Rp 18.200/kg. Harga minyak naik sejak Desember tahun lalu.
Seperti yang dialami pengrajin krupuk Desa Waru, Kecamatan Rembang, Sumadi. Menurutnya, harga minyak goreng curah Rp 18.200/kg sangat memberatkan, sebab dulu harganya hanya Rp 12.000 saja.
“Tentu kenaikan harga ini membuat kami tekor. Karena kebutuhan kerupuk untuk usaha kami setiap harinya di kisaran 150 kg minyak goreng,” ungkapannya.
Dengan jumlah produksi tersebut, tentu modal yang harus dikeluarkan untuk membeli minyak goreng saja mencapai Rp 2.730.000. Dengan kerupuk yang biasa diproduksi dalam sehari bisa mencapai 4 kwintal
“Kami berharap, harga minyak goreng kembali stabil agar industri kecil seperti ini bisa jalan,” ucapnya.
Ketika harga minyak goreng curah tidak cepat normal, lanjutnya. Tentu akan memberatkan usaha yang menggunakan minyak gorek sebagai salah satu bahan baku produksi.
“Sebab dengan kondisi ini, modal yang digelontorkan pengusaha kecil tentu bertambah banyak,” keluhnya.
Pengrajin kerupuk sepertinya, tidak bisa menekan biaya produksi dengan cara apapun dengan kondisi kenaikan harga minyak goreng seperti ini.
“Sebab kami tidak bisa menaikkan harga kerupuk di pasaran. Karena harga kerupuk stabil,” bebernya. (Lingkar Media Network | Koran Lingkar)