SEMARANG, Beritajateng.id – Pemerintah Kota Semarang terus melakukan penanganan banjir, mulai dari penanganan sampah, penataan kawasan permukiman, hingga optimalisasi fungsi sungai dan pompa yang ada di wilayah ini.
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan Rapat Koordinasi (Rakor) dengan sejumlah stakeholder terkait menghasilkan sejumlah langkah diantaranya pembuatan sistem terintegrasi, aplikasi tracking, pengoptimalan CCTV, serta pembuatan blue print drainase dan tata kota.
“Kemarin saya memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) dengan Bappeda, BPKAD kemudian dinas-dinas teknis ada dari DPU, Disperkim, Distaru, DLH. Tujuannya untuk menyatukan atau menyinkronkan persepsi,” ujar di kediamannya, Minggu 21 April 2024.
Selain menjalin koordinasi, dirinya juga melakukan peninjauan ke sejumlah lokasi banjir dan longsor yang berada di kawasan perumahan. Ia mengatakan banjir dan longsor di Kota Semarang disebabkan buruknya kondisi drainase, curah hujan tinggi, dan tingginya rob.
Sebagai langkah awal, Mbak Ita, sapaan akrabnya meminta Diskominfo Kota Semarang untuk mengomandoi dan melakukan sosialisasi integrasi sistem.
“Langkah pertama, saya minta untuk dilakukan integrasi sistem. Nanti Diskominfo akan mengomandani, dan sosialisasi juga nantinya oleh Humas,” kata dia.
Mulai dari membuat integrasi sistem pengawasan dan pengendalian kawasan perumahan yang meliputi tata ruang, topologi kawasan, DED perumahan dan saluran serta prasarana, sarana dan utilitas (PSU).
Tak hanya itu, Kominfo juga diminta membuat pengembangan sistem pemantau sungai, untuk memonitor debit air, sedimentasi, dan rumah pompa.
“Untuk pembuatan sistem terintegrasi, harapannya bisa selesai secepatnya. Hal ini karena di masing masing-dinas itu sudah punya data, tinggal meng-input saja. Tinggal ‘nyekrup-nyekrupkan’, paling tidak selesai dalam dua minggu,” bebernya.
Namun di satu sisi, ia tidak menampik jika banjir dan longsor di wilayah kerjanya lantaran banyak perumahan yang belum menyerahkan prasarana, sarana dan utilitas (PSU). Baik berupa fasilitas umum (fasum) dan fasilitas sosial (fasos) ke pemerintah kota.
“Perumahan kalau sudah selesai, fasum harus diserahkan Pemerintah Kota, sehingga jika terjadi permasalahan seperti contoh di beberapa perumahan longsor, jalan amblas. Kami bisa melakukan tindakan intervensi,” ujarnya.
Tidak hanya itu, lanjutnya, Dinas Pekerjaan Umum (DPU) juga mengusulkan agar dilakukan sertifikat sungai.
“Jadi nanti sungai di Semarang akan punya sertifikat. Misal sepanjang sungai hingga sepadan ini harusnya tidak ada bangunan dan perubahan tata ruangnya,” imbuh dia.
Sebagai tindak lanjut, dia akan segera melakukan melakukan pertemuan dengan Kepala Badan Pertanaman Negara (BPN).
“Soal sertifikat sungai ini nanti kita akan ketemu dengan kepala BPN. Akan kami inventarisasi mana saja sungai-sungai yang milik pemerintah, termasuk anak-anak sungai. Seperti kali Banger semua kita inventarisir sehingga bisa kita sertifikatkan,” jelasnya.
Sampah pun tidak luput dari perhatian Pemkot Semarang. Wali Kota Semarang itu menyebut pihaknya juga akan mengembangkan sistem wasdal (pengawasan dan pengendalian) sampah.
“Hasil tinjauan beberapa waktu lalu ditemukan banyaknya sampah-sampah menumpuk dan masuk kerumah pompa, sehingga menghambat air untuk dipompa ditarik ke sungai. Nah ini juga harus ada terintegrasi juga,” tuturnya.
Kemudian penambahan CCTV di lokasi Tempat Pembuangan Sampah (TPS) serta mengembangkan sistem tracking truk pengambil sampah.
“Untuk DLH kami beri masukan agar ada peremajaan kontainer dan truk sampah. Kalau truk sudah jelek kan bisa karoseri. Tetapi tetap harus melakukan pendataan pendataan lagi,” imbuh dia.
Kemudian, Pemkot akan membuat blue print irigasi yang berisi masterplan saluran dan jalan serta tata kota Semarang.
“Kita lakukan agar terintegrasi agar teman-teman dinas tidak berjalan sendiri-sendiri,” Imbuh dia.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Kominfo Kota Semarang, Sunarto mengatakan akan segera melaksanakan arahan Wali Kota Semarang.
“Diskominfo sebagai penunjang untuk mewujudkan konsep-konsep itu agar bisa terintegrasi dan berkolaborasi melalui sebuah sistem,” ujarnya.
Ia pun menjelaskan tujuan pemasangan CCTV analitik di sungai-sungai dan titik rumah pompa.
“Termasuk CCTV analitik di tempat pembuangan sampah, untuk memantau apakah bak-bak sampah sudah penuh. Mengecek volume sampah, hingga memonitor mobilitas pekerja dengan sistem tracking,” sebutnya. (Lingkar Network | Beritajateng.id)