PATI, Beritajateng.id – Supriyadi, Ketua Umum (Ketum) ormas Masyarakat Penjaga Nusantara (Mantra) bertekad mengawal Lingkar Media Group membuat laporan kepada Ganjar ke Mabes Polri, KPK, dan Mendagri.
Hal ini merupakan buntut karena Ganjar menyebut Lingkar TV sebagai “media oracetho” beberapa waktu lalu di depan awak media lain saat wawancara terkait kemacetan Juwana. Perkataan itu dilontarkan saat di halaman kantor Gubernuran, Selasa (31/01).
Perkataan itu, menjatuhkan mental wartawan Lingkar serta merusak nama baik Lingkar Media Group. Tak hanya itu, perkataan tersebut juga menyinggung Agus Sunarko, S.STP., Msi sebagai owner perusahaan yang bermarkas pusat di Kabupaten Pati. Tidak hanya menyinggung, perkataan itu juga berujung sang owner Lingkar Media Group melaporkan perbuatan Ganjar ke aparat penegak hukum setelah 3 x 24 jam tidak ada permintaan maaf sejak surat somasi diterimakan langsung ke pihak Ganjar.
Baca Juga
Disebut Media Ora Cetho, Lingkar Media Group Tabayun kepada Ganjar Pranowo
Menanggapi hal itu, Ketum ormas Mantra, Supriyadi mendukung langkah yang diambil owner Lingkar Media Group. Menurutnya, tindakan ganjar Ganjar itu merupakan arogansi selaku pejabat Negara. Berbanding terbalik dari yang diharapkan, malahan Ganjar melontarkan hinaan kepada insane jurnalis yang sudah bekerja sesuai Undang-Undang Pers.
“Perlu diketahui perusahaan Lingkar memiliki hampir seratus karyawan. Seharusnya pemerintah mendukung, dong! Karena secara tidak langsung perusahaan bisa membantu bisa mengurangi pengangguran di Indonesia. Selain itu, Lingkar juga membantu pemerintah dengan membayar pajak,” tegas tegasnya saat ditemui, Minggu (12/2).
Supri sapaan karibnya menilai, Ganjar sudah melampaui batas. Seharusnya, pejabat Negara bersikap bijaksana, bukan malah bersifat arogan saat ditanya wartawan.
“Wesoragelem bantu malah ngenyek. Apa pantas seorang pejabat ditanya baik-baik, soal kemacetan yang membludak malah meledak. Padahal jalan itu merupakan jalan akses utama pantura. Seharusnya Pak Ganjar sadar ketika pertama kali mencalonkan diri sebagai gubernur, yang mempublikasikan atau mengembangkan sayapnya juga wartawan yang bernaung dibawah perusahaan media. Sadar dong, Pak Ganjar!” tegurnya.
Selaku ormas, Supriyadi mengaku geram atas apa yang diucapkan oleh Ganjar.
“Pertanyaan wartawan itu memperjuangkan kepentingan umum. Jadi kalau Pak Ganjar merasa kepala daerah cari solusi, dong! Kalau nggak ingin jadi gubernur, ya udah mundur saja,” kritiknya.
Supri juga bertekad untuk mendukung Lingkar Media Group melaporkan Ganjar ke aparat penegak hukum.
“Saya akan mendukung perusahaan Lingkar Media Group. Jika Pak Ganjar tidak minta maaf, bahkan jika Pak Ganjar masih kekeh merasa paling benar, maka kami (ormas Mantra) akan melakukan demonstrasi di kantor Gubernur Jawa Tengah. Kami akan mengawal Lingkar Media Group untuk membuat laporan ke Mabes Polri agar diproses secara hukum dengan pasal perbuatan tidak menyenangkan,” tambahnya.
Ia pun mengkritisi sejumlah kebijakan Ganjar yang dirasa tidak tepat. Ia berharap, ke depan tidak ada lagi pejabat negara yang semena-mena pada rakyatnya. Termasuk kepada insan jurnalis yang bertanya soal kebijakan pemerintah. Karena pers nasional mengemban amanah Undang-Undang untuk memenuhi rasa ingin tahu masyarakat dan untuk melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum.
“Harusnya Ganjar bantu cari solusi. Ketika ada pembangunan yang memiliki dampak langsung ke rakyat harus dikaji secara mendalam dulu dampaknya. Jangan kayak gini, sudah bangun jembatan, eh dibarengi pula dengan perbaikan jalan. Yo macet udet-udet. Terus wartawan tanya solusi, kok malah dia marah-marah. Ra cetho!” pungkasnya. (Lingkar Media Group | Koran Lingkar)