SEMARANG, Beritajateng.id – Per Senin (03/01) sejumlah sekolah di Jawa Tengah sudah memulai pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen. Tetapi, Kabupaten Pati menjadi satu-satunya daerah yang masih belum melangsungkan PTM terbatas 100 persen. Hal ini dikarenakan, ada alasan yang memang mengharuskan tidak melakukan hal itu.
Menurut Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah (Disdikbud Jateng), Suyanta. Pati merupakan satu-satunya kabupaten yang belum menjalankan PTM terbatas.
“Kami juga sudah koordinasi dengan cabang dinas wilayah tiga terkait pelaksanaan PTM terbatas di Pati yang akan dilangsungkan pada minggu ketiga Januari. Kami juga menghargai keputusan Dinas Pendidikan di Kabupaten Pati, karena upaya untuk tidak melangsungkan PTM terbatas 100 persen merupakan upaya dalam pengendalian Covid,” jelasnya, saat ditemui di ruang kerjanya, kemarin (4/1).
Terkait kesiapan kabupaten atau kota lainya, pihaknya menilah untuk jenjang SMA/SMK di Jawa Tengah sudah mempersiapkan PTM terbatas 100 persen. Tetapi, kebijakan itu harus tetap dikembalikan kepada pemangku kebijakan pada masing-masing daerah.
“Penerapan PTM terbatas di Jawa Tengah, juga melihat kemampuan sekolah yang melakukan. ketika kemampuannya hanya 50 persen, ya boleh 50 persen menjalankannya. Meski perintah dari Menteri Pendidikan, adalah 100 persen sekolah melakukan PTM terbatas, tetapi dalam pelaksanaannya tidak harus 100 persen,” jelasnya.
Terkait vaksinasi tenaga pendidikan Jateng, pihaknya membeberkan bahwa pelaksanaannya hampir mencapai 100 persen. Hanya tinggal menyisakan komorbid atau memiliki penyakit penyerta.
“Meski pelaksanaan PTM 100 persen sudah berlangsung. Orang tua masih berhak untuk mengizinkan atau tidak mengizinkan anaknya mengikuti PTM,” imbuhnya.
DIlain tempat, Ketua Komisi E Bidang Kesejahteraan Rakyat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Tengah (DPRD Jateng), Abdul Hamid memberikan catatan terhadap PTM 100 persen. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo diharapkan tidak terburu-buru menerapkannya.
“Penetapan PTM terbatas 100 persen tidak boleh terburu-buru, melihat situasi dan kondisi. Dalam penerapannya juga harus melihat tingkat penerapan protokol kesehatan masyarakat, tingkat kasus Covid-19 dan tingkat jumlah vaksin yang ada di daerah tersebut. Sehingga tidak bisa disamaratakan, karena ada daerah yang siap, ada yang belum. Jika capaian vaksinasi anak dan lansia tinggi, menurut kami PTM 100 persen bisa saja dilaksanakan secara menyeluruh,” pungkasnya. (Lingkar Network | Adhik Kurniawan – Lingkarjateng.id)