SEMARANG, Beritajateng.id – Perum Bulog Cabang Semarang menaikkan target penyerapan beras petani menjadi 80 ribu ton pada 2025. Target ini diketahui empat kali lipat lebih banyak dibanding tahun sebelumnya yang hanya 20 ribu ton.
“Kami optimistis target ini tercapai karena wilayah kerja kami mencakup enam kabupaten/kota dengan potensi produksi besar, yaitu Kendal, Semarang, Ungaran, Demak, Grobogan, dan Salatiga. Produksi terbesar ada di Grobogan dan Demak,” ujar Kepala Cabang Bulog Semarang, Rendy Ardiansyah, Sabtu, 18 Januari 2025.
Rendy menjelaskan, peningkatan target ini sejalan dengan keputusan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Nomor 2 Tahun 2025 yang menetapkan harga patokan pembelian (HPP) baru. Per 15 Januari 2025, HPP gabah kering panen tingkat petani ditetapkan Rp 6.500 per kilogram, sedangkan beras di tingkat petani dipatok Rp 12.000 per kilogram.
“Harga ini naik dibandingkan tahun lalu, sehingga memberikan keuntungan lebih bagi petani. Selain itu, kami ditugaskan menyerap beras dalam negeri semaksimal mungkin karena tahun ini tidak ada impor,” jelas Rendy.
Bulog Semarang memastikan stok beras di wilayahnya mencukupi hingga enam bulan ke depan. Saat ini, persediaan beras mencapai 33 ribu ton yang tersebar di enam kabupaten/kota.
“Kami siap mendukung swasembada beras. Apalagi akan ada panen raya pada Februari hingga April,” tambahnya.
Terkait penyaluran, beras yang terserap akan digunakan untuk bantuan pangan, operasi pasar, dan cadangan pangan. Operasi pasar tetap menyasar ritel modern, pedagang pasar, dan pengecer.
Rendy mengatakan bahwa kebutuhan besar dalam negeri mencukupi. Sehingga hal itu membuat pemerintah berhenti mengimpor besar.
“Produksi beras dalam negeri mencukupi untuk kebutuhan jangka panjang. Luasan tanam dan hasil panen yang ada saat ini sangat memadai,” katanya. (Lingkar Network | Rizky Syahrul Al-Fath – Beritajateng.id)