SEMARANG, Beritajateng.id – Ribuan mahasiswa dari berbagai universitas di Semarang berdemo di depan kantor Gubernur Jawa Tengah. Dalam aksi unjuk rasa itu, massa bahkan melemparkan kotoran sapi ke halaman gedung dan membakar spanduk sebagai simbol ketidakpuasan atas kepemimpinan Prabowo-Gibran.
Demo yang di prakarsai oleh Aliansi BEM Semarang Raya itu bertajuk “Semarang Menggugat”. Sebelum mendatangi kantor gubernur, para demonstran melakukan aksi didepan Balaikota Semarang.
Selain membawa isu mengenai polemik Inpres Nomor 1 Tahun 2025 tentang efisiensi anggaran, para mahasiswa membawa sejumlah tuntutan. Diantara yakni mengusut tuntas dan mengadili Jokowi terkait proyek IKN, memotong anggaran DPR, Polri, dan Kemenhan, mendesak pembentukan RUU Perampasan Aset, menjadikan pendidikan dan kesehatan sebagai fokus utama pembangunan negara, dan mengevalulasi kabinet Prabowo-Gibran.
Mengenai Inpres Nomor 1 Tahun 2025, para mahasiswa menyingung efisiensi anggaran yang berimbas pada sektor pendidikan. Seperti pemotongan anggaran beasiswa KIP-K dan beasiswa Pendidikan Indonesia.
Mereka menggugat agar efisiensi anggaran tidak berdampak pada sektor pendidikan. Selain itu mereka menuntut transparansi anggaran yang diefisiensi.
Salah satu koordinator aksi sekaligus Ketua BEM UNDIP Aufa Atha menyatakan bahwa kinerja Prabowo-Gibran perlu dikritisi. Hal itu lantaran keduanya dinilai membuat kebijakan yang plin-plan, terutama terkait pemangkasan anggaran pendidikan.
“Sebelumnya kami telah berkonsolidasi terkait pemangkasan anggaran pendidikan, dan menurut kami, pemerintah memberikan kebijakan yang trial and eror. Sehingga dalam aksi ini kami menggugat pemerintah,” ujarnya.
Hingga sore ini, para mahasiswa masih tetap memenuhi gerbang depan gedung Gubernur Jawa Tengah sambil menggemakan yel-yel dan orasi. (Lingkar Network | Syahril Muadz – Beritajateng.id)