KENDAL, Beritajateng.id – Guru les Bahasa Mandarin Phoa Fendi (28) ditemukan meninggal dunia di perumahan Delta Asri 7, Desa Magelung, Kecamatan Kaliwungu Selatan, Kabupaten Kendal. Korban diduga mengakhiri hidupnya dengan menembakkan senjata angin di dadanya pada Jumat, 7 September 2024 malam.
Kapolsek Kaliwungu, AKP Edi Sukamto Nyoto, mengatakan korban tinggal sendirian di Perumahan Delta Asri 7 dan pertama kali ditemukan dalam keadaan tewas oleh seorang siswa yang hendak belajar Bahasa Mandarin.
“Korban diketahui bernama Phoa Fendi Santoso berusia 28 tahun warga Pedurungan Kota Semarang dan ditemukan kali pertama siswanya yang hendak belajar bahasa mandarin, pada hari Jumat malam ” ujarnya.
Sukamto menerangkan bahwa siswa tersebut datang untuk kursus dan melihat rumah korban masih dalam keadaan tertutup. Padahal jadwal mengajar korban untuk siswa tersebut mulai pukul 19.00 WIB.
“Sudah coba ditelpon hanya berdering dan terdengar tetapi tidak diangkat. Lalu setelah temannya datang mencoba masuk melihat korban sudah terkapar,” jelasnya.
Siswa yang menemukan korban dalam keadaan gawat segera meminta tolong orang lain untuk mengecek kondisi korban. Saat mengetahui korban telah meninggal dunia, mereka melaporkan peristiwa nahas tersebut ke polisi.
“Polisi yang datang ke lokasi kejadian menemukan, senjata angin laras panjang berada tidak jauh dari tubuh korban,” tambahnya.
Sukamto menduga bawah luka yang terlihat di dada korban adalah akibat dari tembakan senjata angin.
“Posisi senjata diletakan di kursi, dengan pelatuk diikat kabel charging lalu ditarik mengenai dada korban,” lanjutnya.
Selain itu, petugas yang datang ke TKP menemukan surat wasiat yang dibuat oleh korban. Dalam surat wasiatnya tertulis jika korban melakukan hal ini untuk bertemu dengan orang tuanya yang sudah meninggal dunia.
Tidak hanya itu dalam surat wasiat tersebut dituliskan harta yang dimiliki korban sepenuhnya diserahkan untuk gereja di wilayah Tlogosari, Kota Semarang.
“Dari surat wasiat yang ditulis, korban ingin dikremasi dan abunya dilarung di Pantai Marina Semarang seperti kedua orangtuanya,” imbuh AKP Edi Sukamto Nyoto.
Sementara itu tetangga korban, Juwahir, mengaku mendengar bunyi letusan senjata. Menurutnya, korban jarang bergaul dengan tetanggan.
“Saya dengar bunyi letusan senjata api tetapi kecil tidak keras, lalu saya kaget kok ramai depan rumah Fendi,” jelasnya.
Jenazah kemudian dibawa ke RSUD Soewondo Kendal dan saat ini kasus masih dalam penanganan dan penyelidikan Polres Kendal. (Lingkar Network | Arvian Maulana – Beritajateng.id)