SEMARANG, Beritajateng.id – Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Semarang mewadahi anak-anak kurang mampu dalam mengakses pendidikan dengan membuka program Gerbang Harapan. Program tersebut merupakan gerakan suka rela untuk menjadi orang tua asuh bagi para anak-anak tersebut.
Kepala Disdik Kota Semarang, Didik Pramusinto, mengatakan bahwa Disdik memberikan kewenangan kepada sekolah untuk mendata siswa-siswi yang memerlukan pendampingan. Sebab jika data hanya mengacu pada sistem informasi data terpadu kesejahteraan sosial (Sidaksos) atau Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) terkadang informasinya kurang akurat.
“Karena namanya anak tidak mampu ini kan dinamis, kalau selama ini mengacu ke Sidaksos atau DTKS itu kan kadang-kadang tidak akurat. Maksudnya masih banyak anak-anak yang sebenarnya tidak mampu tapi tidak tercatat di sana, saya berikan kewenangan kepada sekolah-sekolah untuk mendata anak-anak yang menurut sekolah itu perlu di santuni,” jelasnya, Rabu, 25 September 2024.
Didik mencontohkan kasus ketika seorang anak yang awalnya dari kondisi keluarga sejahtera namun terjadi masalah sehingga orang tua berpisah sehingga mempengaruhi kesejahteraan anak.
“Ini kan mempengaruhi kondisi ekonomi si anak. Ini yang yang kami berikan kewenangan sekolah untuk mencatat. Nah, dari data yang sudah muncul baru ditawarkan ke masyarakat yang kira-kira berminat jadi orang tua asuh,” terangnya.
Program Gerbang Harapan berlaku mulai dari pendidikan jenjang Paud, Sekolah Dasar Negeri (SDN), dan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN).
Disdik Kota Semarang juga menyosialisasikan kepada pengelola hingga kepala PAUD agar komunikasi dengan RT maupun lurah jika menemukan anak usia dini yang ingin sekolah namun terkendala kondisi ekonomi.
“Misalkan yang bersangkutan ini sebenarnya mau sekolah PAUD, tapi nggak punya biaya, ya komunikasikan saja sama Pak Rt atau Pak Lurah, nanti kita bisa upayakan bareng-bareng termasuk menggunakan program gerbang harapan. Karena saya mendorong betul anak-anak usia 4-5 tahun bisa masuk ke Paud,” ungkapnya.
Termasuk, kata dia, untuk level SD dan SMP yang tidak sekolah karena tidak mendapatkan sekolah maka nantinya pihak Disdik akan membantu mencarikan sekolah negeri atau membantu di kesetaraan kejar paket A sampai paket C bebernya.
Dia menyampaikan bahwa Disdik Kota Semarang juga berkolaborasi dengan Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) untuk memberikan akses pekerjaan bagi anak-anak yang sudah layak untuk bekerja.
“Jadi kalau ada anak-anak yang sudah layak untuk memasuki dunia pekerjaan maka kita kerjasama dengan disnaker, Disdik itu kan kewenangannya hanya sampai SMP atau usia 15 tahun, nah ketika kita menemukan anak-anak yang berusia 15 tahun ke bawah tapi yang bersangkutan itu maunya kerja, nah kita nanti kerjasama dengan Disnaker kota Semarang,”sebutnya.
Termasuk anak-anak yang terkena drop out (DO) karena terlibat dalam aksi tawuran.
“Jadi kemarin kejadian gangster itu kan sebagian besar pelakunya sudah tidak sekolah dan tidak punya pekerjaan, nah nanti kita identifikasi secara keseluruhan termasuk anak-anak yang sekarang ini sudah terlibat gangster walaupun belum melakukan aksi kriminal tetap kita data,” imbuhnya. (Lingkar Network | Rizky Syahrul – Beritajateng.id)