REMBANG, Beritajateng.id – Usai sempat ditutup beberapa minggu akibat tingginya kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang ternak, dua pasar hewan di Kabupaten Rembang akhirnya kembali dibuka. Kedua pasar ini yakni Pasar Hewan Pamotan dan Kragan yang telah beroperasional sejak pekan lalu. Hal ini menandakan turunnya jumlah kasus PMK di wilayah tersebut.
Para peternak di Rembang menyambut dengan senang pembukaan kedua pasar hewan tersebut. Sebab, kini mereka bisa beraktivitas kembali untuk jual beli ternak.
Sejumlah peternak bahkan mengaku optimis akan meraih omset tinggi terutama menjelang Ramadan. Sebab, pada bulan tersebut biasanya permintaan hewan ternak meningkat dari bulan biasanya.
Salah satu pedagang ternak dari Desa Wedon, Kecamatan/Kabupaten Rembang, Chabib Dwi Prayoga, mengungkapkan rasa syukurnya atas kembali dibukanya dua pasar hewan tersebut.
“Alhamdulillah, pasar hewan sudah mulai dibuka lagi. Biasanya di bulan Ramadan, pasar hewan sepi di minggu pertama dan kedua. Tapi setelah itu, menjelang Lebaran, akan ramai kembali. Semoga ini menjadi pembelajaran kita bersama setelah adanya PMK,” ujar Chabib.
Meski sudah kembali beroperasi, aktivitas di pasar hewan diketahui belum sepenuhnya pulih. Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UKM (Dindagkop UKM) Kabupaten Rembang, Mahfudz, mengungkap bahwa jumlah pedagang yang berjualan masih terbatas.
“Pada pekan pertama pembukaan, jumlah pedagang ternak di Pasar Hewan Pamotan masih sekitar 50 persen dari kapasitas normal, sedangkan di Pasar Hewan Kragan baru sekitar 30 persen,” jelasnya.
Menurut Mahfudz, kondisi Pasar Hewan Kragan memang relatif lebih sepi karena lebih banyak digunakan oleh pedagang lokal. Meski begitu, pihaknya optimistis jumlah pedagang dan pembeli akan terus meningkat seiring membaiknya situasi.
Sementara itu, Pemkab Rembang diketahui akan tetap melakukan evaluasi penyebaran PMK pada ternak meski kasusnya tidak lagi ditemukan. Evaluasi ini akan dilakukan setiap dua kali pasaran untuk memastikan tidak ada lonjakan kasus yang dapat membahayakan kesehatan ternak dan kelangsungan pasar hewan.
Mahfudz berharap kondisi yang semakin membaik dapat membantu peternak dan pedagang bangkit dari masa sulit akibat PMK. Dengan demikian, roda perekonomian masyarakat, terutama di sektor peternakan, bisa segera pulih dan berkembang.
“Semoga perdagangan hewan ternak, baik besar maupun kecil, di Kabupaten Rembang bisa berjalan lancar. Kami juga berharap pasar hewan kembali beroperasi normal sehingga perekonomian masyarakat dapat meningkat,” tutup Mahfudz.
Sebelumnya, Pemkab Rembang menutup pasar hewan untuk mencegah penyebaran PMK. Penutupan dilakukan secara bertahap, dimulai dari Pasar Hewan Kragan pada 25 Januari 2025 dan diikuti oleh Pasar Hewan Pamotan pada 28 Januari 2025. (Lingkar Network | Beritajateng.id)