BLORA, Beritajateng.id – Setelah sempat membuat heboh atas pungutan liar (pungli) yang dibebankan kepada penerima hibah rice cooker dari Kementerian ESDM, Kepala Desa Sarimulyo Kecamatan Ngawen Blora, Budi Siswoyo, akhirnya buka suara.
Ia menepis bahwa dana sebesar Rp100 ribu yang diambil dari para penerima bantuan bukanlah pungli. Menurutnya uang itu digunakan untuk mengganti biaya materai dan proposal.
“Uang Rp100 ribu itu permintaan dari penerima sendiri, digunakan untuk biaya pengurusan seperti meterai dan proposal. Namun, demi menjaga situasi kondusif, uang tersebut sudah kami kembalikan kepada warga,” ujar Budi Siswoyo, Selasa, 3 Desember 2024.
Budi juga menjelaskan bahwa dana terkumpul telah dikembalikan dengan kesepakatan bersama, agar permasalahan tersebut tidak berlanjut.
“Total penerima bantuan rice cooker di Desa Sarimulyo ada 34 warga. Semua uang yang sempat dikumpulkan sudah kami kembalikan kepada mereka dengan kesepakatan bersama, sehingga tidak ada masalah lagi,” jelas Budi.
Sebelumnya, warga Desa Sarimulyo, Kecamatan Ngawen, Blora sempat mendapatkan bantuan gratis berupa rice cooker dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Namun, mereka justru ditarik pungutan liar (pungli) oleh pemerintah desa setempat.
Berdasarkan pengakuan seorang warga, ada sekitar 40 warga Desa Sarimulyo yang mendapatkan bantuan tersebut. Pada Sabtu, 30 November 2024 lalu mereka diberitahu mendapatkan bantuan rice cooker oleh pemerintah desa.
Manajer PLN ULP Blora, Setiyo Karminto mengatakan untuk program tersebut benar dari ESDM, tetapi pihaknya diminta melakukan survei untuk nama calon penerima. Namun, ia memastikan program bantuan itu gratis.
ESDM sendiri tahun ini mengucurkan bantuan 135.000 unit rice cooker yang dibagikan kepada masyarakat yang memenuhi kriteria. Total anggaran yang digunakan mencapai Rp 85 miliar. (Lingkar Network | Hanafi – Beritajateng.id)