BLORA, Beritajateng.id – Imbas cuaca ekstrem, harga cabai rawit di Blora meroket hingga tembus Rp 38 ribu sampai Rp 40 ribu per kilogram.
Salah satu pedagang Pasar Randublatung, Agus (54), mengatakan bahwa kenaikan harga cabai khususnya rawit telah terjadi sejak beberapa hari terakhir. Ia menilai kenaikannya cukup drastis dari harga sebelumnya.
“Sebelumnya Rp 33 ribu, terus naik Rp 34 ribu, dan sekarang sudah menembus harga Rp 38 ribu bahkan 40 ribu,” jelasnya, Minggu, 29 Desember 2024.
Selain cabai rawit, ia mengatakan bahwa cabai merah dan cabai rawit hijau juga mengalami kenaikan harga hingga Rp 20 ribu per kg. Kenaikan harga cabai tersebut diduga imbas cuaca ekstrem dengan curah hujan yang tinggi di beberapa daerah.
Akibatnya, tanaman cabai tidak bisa berbuah secara maksimal dan hasil panen para petani menurun.
“Mungkin karena setoran dari petani turun, karena panen kurang maksimal,” ujarnya.
Kondisi ini membuat jumlah stok barang yang tersedia sangat minim. Sedangkan, permintaan pasar justru tinggi.
Imbas kenaikan harga cabai juga dirasakan oleh pedagang makanan bernama Ria (28). Ia mengaku bahwa masyarakat tetap membeli cabai meskipun mengalami kenaikan harga.
“Kalau orang sini, meskipun mahal kan tetap ada yang beli. Karena itu kebutuhan pokok. Apalagi yang jualannya seperti saya. Soalnya ya memang butuh untuk masak,” terangnya.
Ia merasa kenaikan harga cabai membuat usahanya terkena imbas.
“Jelas untungnya mepet kalau harga bahan dasarnya sudah mahal. Itu masih harus delivery order,” terangnya.
Namun, bagi Ria tidak ada pilihan selain bertahan. Ibu satu anak ini berharap hargai cabai bisa kembali normal dan stabil.
“Harapannya harga cabai ya kembali normal agar pengusaha kecil seperti kami bisa tetap berjalan,” pungkasnya. (Lingkar Network | Hanafi – Beritajateng.id)