SALATIGA, Beritajateng.id – Harga cabai di Kota Salatiga melambung tinggi. Kondisi ini membuat warga Salatiga mengeluh lantaran harga cabai sudah tidak terjangkau.
Akibatnya, para warga memilih untuk membeli cabai yang mulai membusuk agar tetap dapat memasak masakan pedas. Mereka menilai bahwa harga cabai busuk lebih murah dibanding cabai yang masih bagus.
“Tingginya harga cabai membuat sebagian pembeli beralih membeli untuk cabai busuk. Selain harganya terjangkau, cabai busuk bisa digunakan untuk campuran memasak,” kata Sulastri, salah satu pedagang cabai di Pasar Blauran, Salatiga, Selasa, 10 Desember 2024.
Menurutnya, cabai yang sudah layu dan mulai membusuk banyak diminati konsumen. Bahkan jika dikeringkan bisa disimpan dalam waktu yang cukup lama.
“Kalau ada panas, biasanya dikeringkan dulu. Ya kalau mendesak digunakan, langsung dimasak juga bisa,” ucapnya.
Dia mengatakan, harga cabai layu jauh dibawah harga normal, bahkan bisa setengah harga. Saat ini, harga cabai merah keriting yang masih baik mencapai Rp 25.000 per kilogram. Kemudian cabai rawit merah yang sebelumnya Rp 20.000 per kilogram, kini Rp 28.000 per kilogram. Adapun cabai teropong kini mencapai Rp 50.000 per kilogram, dan cabai keriting hijau Rp 15.000 per kilogram.
Sementara itu, salah seorang pembeli Nadiroh mengaku keberatan dengan kenaikan harga cabai. Sebab ia harus mengeluarkan biaya lebih untuk membeli kebutuhan pokok.
“Resah juga kalau cabai mahal harganya dan barang kebutuhan pokok lainnya ada yang naik juga. Apalagi anak-anak dan suami suka makan pedas. Mau tidak mau biaya hidup jadi bertambah. Biasanya uang bulanan itu cukup buat sebulan, tapi sekarang tidak cukup,” keluhannya.
Dia berharap pemerintah segera turun tangan untuk menstabilkan harga cabai dan barang kebutuhan pokok lainnya.
“Saya berharap barang kebutuhan pokok yang harganya naik bisa segera turun. Jika tidak, beban akan bertambah berat,” ucapnya. (Lingkar Network | Angga Rosa – Beritajateng.id)