BLORA, Beritajateng.id – Isu praktik mafia tanah di Blora dinilai jadi hambatan bagi investor untuk masuk ke Kabupaten Blora. Hal itu diungkap oleh anggota Komisi B DPRD Jawa Tengah, Abdullah Aminudin.
“Kendalanya (masuknya investasi) terkait koordinasi pembebasan lahan, yang konon banyaknya mafia tanah yang terlibat didalamnya. Ini yang harus kita tuntaskan,” jelas Aminudin saat ditemui wartawan Lingkar di Blora, Kamis, 23 Januari 2025.
Selain praktik mafia tanah, Aminudin menyebutkan dua alasan lain yakni upah minimum kabupaten (UMK) dan letak geografis Kabupaten Blora. Namun, menurutnya dua hal itu masih dapat dinegosiasikan.
Ia menegaskan bahwa besaran UMK Blora tidak menjadi kendala serius untuk investor masuk. Sedangkan mengenai geografis, ia menilai bahwa selama infrastruktur Blora memadai maka para investor masih akan tetap masuk. Sehingga, ia menganjurkan kepada Bupati Blora untuk terus melakukan perbaikan.
“Saya kira dengan kebijakan Pak Arief (Bupati Blora) akan memperbaiki sarana infrastruktur yang memadai,” tuturnya.
Ia mengatakan bahwa para pengusaha bisa diberikan perlakuan khusus apabila membutuhkan agar proses investasi dapat berjalan dengan lancar.
“Kalo memang, para pengusaha yang mau investasi di Blora, membutuhkan perlakuan khusus selama masa proses sampai menuju pada investasinya berhasil dan menghasilkan di Blora, maka regulasinya juga harus dibuat,” terang dia.
Selain itu, Aminudin mengatakan bahwa pihaknya akan mengawal seluruh kebijakan dan kewajiban provinsi di Kabupaten Blora untuk menarik para investor.
Disisi lain, ia menilai Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Blora harus bekerja keras guna merumuskan Standard Operating procedure (SOP) yang sederhana dan mudah bagi investor.
“Para investor itu sukanya praktis, murah, dan ekonomis,” jelasnya.
Dengan prosedur yang lebih disederhanakan, Aminudin optimis investasi di Kabupaten Blora akan berjalan lancar. Ia berjanji akan mempromosikan dan mendorong jaringan relasi dimilikinya di skala provinsi dan nasional untuk menanamkan modal di Kabupaten Blora.
“Konsen saya saat ini, tahun 2025 eks Pasar Blora untuk dapat investor,” tambah dia. (Lingkar Network | Eko Wicaksono – Beritajateng.id)