KUDUS, Beritajateng.id – Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus mencatat bahwa terdapat 1.986 kasus Tuberkulosis (TB) yang tersebar di 132 desa dan kelurahan.
Menanggapi tingginya kasus tersebut, DKK Kudus melakukan upaya intensif untuk menekan peredaran kasus TB. Pencegahan dan penanganan penyakit ini terutama dilakukan di kalangan usia produktif lantaran kelompok ini menjadi pihak yang paling rentan terkena virus TB.
Kepala DKK Kudus, dr. Andini Aridewi menjelaskan bahwa masyarakat di kelompok usia produktif lebih banyak melakukan aktifitas di luar rumah dan bertemu lebih banyak orang. Sehingga, lebih rentan terpapar virus TB dibandingkan dengan anak-anak maupun lansia.
“Karena kasus TB mayoritas menyerang kelompok usia produktif, jadi penyakit ini tidak hanya berdampak bagi kesehatan tapi juga ekonomi masyarakat dan keluarga,” ujarnya.
Ia mengatakan, DKK Kudus melakukan kerja sama dengan perusahaan-perusahaan setempat untuk mengurangi penyebaran kasus penyakit TB.
“Kerja sama ini diantaranya dengan melakukan skrining dan kebijakan pemberian izin bagi pekerja yang terkonfirmasi menderita penyakit TB,” katanya.
Lebih lanjut, Andini berharap upaya kolaboratif tersebut dapat terus dilakukan untuk mencapai target eliminasi TB pada tahun 2030.
“Penyebaran kasus TB ini seperti Covid-19, seringkali tidak terdeteksi hingga menyebar luas. Sehingga penting untuk melakukan pencegahan dini. Penanganan penyakit ini juga harus dilakukan secara masif dan berkelanjutan dengan kerja sama seluruh pihak,” tandasnya. (Lingkar Network | Nisa Hafizhotus Syarifa – Beritajateng.id)